Indonesia Punya Banyak Potensi Wisata Halal, Kata Sapta Nirwandar
TAIPEI – Wisata muslim menjadi daya tarik tersendiri bagi semua wisatawan mancanegara. Hal itu diungkapkan Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, saat menjadi keynote speaker pada acara Muslim Tourism Conference Taiwan yang dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2019 di International Conference Hall of the Institute of Transportation Building, Taipei City.
Menurutnya, wisata halal terus mengalami lonjakan. Oleh sebab itu, untuk menyediakan kebutuhan tersebut, hal itulah yang ingin dipelajari oleh Taiwan. Tidak hanya itu, wisata halal bukan semata-mata soal anjuran bagi umat Islam, namun merupakan extended service bagi kaum muslim dan bermanfaat bagi kaum nonmuslim dari sisi konsumen maupun produsen.
Namun semuanya mendapat berbagai tantangan, mulai dari akses, penyediaan informasi daring dan offline, kualitas pelayanan yang sangat terkait dengan kebutuhan wisman dan wisnus muslim, seperti tempat ibadah, dan label halal yang tersertifikasi untuk restoran, hotel, spa, bakery shop, dan sebagainya.
“Ini terutama untuk memudahkan wisatawan muslim berkunjung,” kata Wakil Menteri Pariwisata 2011-2014 ini dalam paparan nya.
Ada beberapa wilayah Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menawarkan tur wisatanya, seperti Lombok, Padang, Bangka Belitung, Banyuwangi, Batam, dan Bintan. Namun jumlah wisatawan muslim yang berkunjung relatif masih kecil.
Jika dibandingan dengan negara tetangga seperti Thailand mencapai 5,2 juta orang turis, Singapura 4,1 juta orang, Malaysia 6,4 juta orang. Indonesia saat ini baru memperoleh 2,7 juta orang turis.
“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia dapat menerima jumlah kunjungan yang lebih besar,” harapnya.
Ia mencontohkan penduduk muslim yang bermukim di Prancis sekitar 6 juta. Belum lagi di Inggris, Rusia, dan China, bahkan negara yang relatif kecil penduduk muslimnya seperti Jepang, Korea, Taiwan, Thailand. Namun di negara itu, telah menyediakan fasilitas hotel, restoran halal, plus tempat ibadah.
“Bahkan di negara ini pelayanannya mudah didapat dengan fasilitas daring,” imbuhnya.
Bahkan dari data Global Islamic economy Summit, halal travelling spendingnya tercatat turn over USD184 miliar pada 2017, terutama dari negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) yang jumlahnya relatif sedikit, tetapi mempunyai rata-rata spending sampai USD5.000 per visit.