Ini Saran PB IDI Antisipasi Lonjakan Covid-19
Dr. Slamet mengingatkan pemerintah agar menyiapkan segala hal dalam mengantisipasi lonjakan Covid-19 mengingat saat ini penerima vaksin lengkap masih berada di kisaran sekitar 30%.
JERNIH-Saat ini berbagai negara di Eropa mengalami lonjakan kasus positif Covid-19. Seperti diketahui, kematian karena Covid di Rusia melonjak tajam. Bahkan dalam satu hari, yakni Kamis (21/10/2021) lalu, terjadi kematian sebanyak 1.036 kematian dalam satu hari. Sementara pelaksanaan vaksinasi di Rusia baru menyentuh 35% dari populasi
Kondisi tersebut membuat Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes angkat bicara memberi beberapa saran yang ditujukan bagi pemerintah agar hal tersebut tidak terjadi di Indonesia.
“Seperti di Rusia baru 30-an persen yang divaksinasi dan kini melonjak lagi. Nah, kami khawatir kalau tidak segera dikejar vaksinasi, maka yang belum divaksin bisa terkena. Atau yang vaksinnya sudah lama dan antibodinya turun bisa terkena. Tapi intinya adalah protokol kesehatan,” kata Dr. Slamet dikutip dari acara The Doctor’s Corner, pada Minggu (24/10/2021).
Dr. Slamet juga mengingatkan pemerintah agar menyiapkan segala hal dalam mengantisipasi lonjakan Covid-19. Terlebih saat ini cakupan vaksin lengkap di Indonesia masih berada di kisaran sekitar 30%.
Dijelaskan oleh Dr. Slamet, bahwa dalam menangani sebuah penyakit memang dibutuhkan 4 langkah yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Yang dimaksud promotif adalah sosialisasi sebesar-besarnya memberikan edukasi kepada masyarakat agar mengetahui betul apa Covid-19 agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks. Promotif harus dilakukan besar-besaran.
“Itu harus besar-besaran, karena kalau promotifnya lemah maka hoaks akan merajalela, dan masyarakat akan terpengaruh dengan hoaks,” kata Dr Slamet dalam sarannya.
Langkah kedua adalah preventif yaitu kegiatan mencegah suatu penyakit, salah satunya yaitu dengan protokol kesehatan. Untuk langkah kedua ini Dr. Slamet meminta agar pemerintah untuk mengetatkan lalu lintas keluar masuk Indonesia.
Saran ini berdasarkan pengalaman bagaimana varian delta Covid-19 masuk ke Indonesia yang dibawa orang-orang WNA atau WNI yang datang dari India. Lalulintas manusia ini, menurut Dr. Slamet harus dijaga dengan ketat dan diawasi.
Langkah ketiga adalah harus secepatnya melakukan vaksinasi. Hal ini menghindari orang-orang yang sudah divaksin di awal antibodinya sudah drop dan turun sehingga mudah terjangkit oleh Covid-19.
“Saya kira akhir Desember ini sudah bisa 100% atau 80% dari jumlah penduduk Indonesia, itu dari sisi preventif,” katanya.
Sementara langkah kuratif dimaksud, pemerintah harus betul-betul menjaga tenaga kesehatan. Dr Slamet menilai saat ini pemerintah telah memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan dengan memberikan vaksin booster.
Selanjutnya Dr Slamet mengingatkan pemerintah terkait ketersediaan biaya penanggulangan Covid-19. Ia meminta agar biaya cukup dan tidak kurang.
Kemudian juga ketersediaan fasilitas isolasi mandiri, sebab beredasarkan pengalaman bulan Juni kemarin, ada ribuan orang yang meninggal saat isolasi mandiri dan tak terpantau oleh dokter.
Hal lain yang disarankan Dr Slamet adalah ketersediaan obat-obatan, alat-alat kesehatan, ventilator, hingga oksigen harus tercukupi. Setelah itu semua tercukupi, pemerintah juga harus memastikan jumlah ketersediaan tempat tidur.
“Untuk menghindari segala sesuatunya itu, pemerintah harus siap. Jangan sampai seperti gelombang 1 dan 2. Ya, itu jadi pembelajaran bagi kita untuk menyiapkan segala sesuatunya apabila terjadi gelombang 3 atau 4 nanti,”. (tvl)