Crispy

Inilah Cara Panik Paling Ekstrem Menghadapi Virus Korona

Seoul — Banyak cara untuk panik saat menghadapi wabah virus korona. Di Korea Selatan (Korsel), suami-istri kehilangan kemesraan karena harus selalu menjaga jarak dua meter agar tidak saling menularkan virus.

Social distancing, atau menjaga jarak antar-individu, sangat disarankan. Publik Korsel mempraktekannya di jalan-jalan, dengan hanya sedikit menegur kawan yang berpapasan dan membuat jarak dua meter saat berbicara.

Orang-orang yang menghabiskan waktu di luar, di kantor, atau bepergian, memiliki kemungkinan lebih tinggi terinfeksi. Akibatnya, mereka meminimalkan interaksi dekat, yang membuat transportasi umum kehilangan penumpang.

Baca Juga:
— Gagal Menyediakan Masker, Presiden Korsel Moon Jae-in Minta Maaf
— ‘Nabi Palsu’ Korsel Meminta Pengampunan Pemerintah
— Keliru Merespon Wabah Virus Korona, Presiden Korsel Terancam Dimakzulkan

Rekomendasi ini dipraktekan tidak hanya oleh mereka yang sakit, atau mengidap virus, tapi semua. Asumsinya, virus korona bisa di ada di tubuh setiap orang tanpa gejala sakit.

Seseorang tidak bisa menganggap diri tidak terjangkit, dan pada saat sama menolak yakin lawan bicara, rekan, anak-anak mereka, belum terpapar. Akibatnya, masing-masing akan saling membuat jarak.

Hong, telekomuter berusia 36 tahun, tinggal bersama suaminya di Yangjae-dong, selatan Seoul. Sejak virus korona mewabah, keduanya tidak lagi tidur sekamar, tapi terpisah.

Kepada JoongAng Ilbo Daily, Hong mengatakan; “Saya dan anak saya yang berusia dua tahun tidur satu kamar. Suami saya tidur di ruang kerja.”

Di rumah, Hong, suami, dan anaknya, kerap mengenakan masker, dan mencoba menjaga jarak dua meter.

“Saya kasihan kepada suami saya,” lanjut Hong. “Tapi karena dia sadar memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk tertular, saya pikir ini cara terbaik mencegah kemungkinan infeksi sekunder.”

Di saat normal, Hong dan suaminya adalah pasangan seksual aktif. Kini, keduanya harus mengabaikan ‘bermesra’ entah sampai kapan.

Park — tinggal di Deungchon-dong, sebelah barat Seoul — punya kebiasaan baru. Setiap pulang kerja ia menyemprot dirinya dengan disinfektan, mandi, setelah itu baru menemui anak-anaknya yang berusia empat dan dua tahun.

“Saya dan istri juga menjaga jarak,” katanya. “Tapi yang lebih penting adalah anak-anak, karena ada kasus seorang anak tertular dari orang tua.”

Seorang bocah usia delapan tahun di Yongin, Gyeonggi, terinfeksi virus sehari setelah orangtuanya dinyatakan positif. Bayi usia 45 hari di Gyeongsan terinfeksi dari ibunya, dua hari setelah ayahnya dinyatakan positif.

Mom Naver Cafe, postingan komunitas online, membagikan tips karantina untuk wanita yang berusaha tetap aman dari suami yang terinfeksi.

“Saya mengepak makan siang suami setiap pagi, agar suami tiadk makan dengan orang lain,” kata anggota Never Mom Cafe.

Anggota lain mengatakan; “Saya bingung. Suami saya salesman yang selalu bertemu orang lain. Saya berpikir tingagl di rumah orang tua bersama anak saya.”

Namun, wabah virus korona memunculkan bisnis disifektan rumah. Peminatnya bejibun, tapi pemainnya sedikit.

“Saya mencari perusahaan yang bisa mensterilkan rumah saya,” kata wanita berusia 37 tahun penduduk Imun-dong, sebelah timur Seoul.

Miso, salah satu perusahaan disinfektan rumah, menawarkan layanan pembersihan rumah untuk mencegah virus korona. Layanan termasuk sanitasi dalam rumah, pintu depan, dan pintu lift.

Jeon Byung-yul, mantan direktur Pusat Penceaghan dan Pengendalian Penyakit Korsel, mengatakan sangat berlebihan menjaga jarak dari anggota keluarga.

“Sebenarnya, tidak ada risiko jika Anda meletakan alkohol disinfektan di depan rumah, rajin mendisinfektan pakaian, dan mencuci tangan, saat kembali ke rumah,” katanya.

Back to top button