Israel Bujuk Pencari Suaka Ikut Perang di Gaza dengan Imbalan Status Penduduk Tetap
- Terdapat 30 ribu pencari suaka di Israel. Mayoritas dari mereka pemuda.
- Sebelum perang di Gaza, pencari suaka bekerja di tanah pertanian, dan hanya sedikit jadi prajurit.
JERNIH — Israel menawarkan status penduduk tetap kepada pencari suaka asal Afrika jika bersedia perang di Gaza, situs berita Haaretz melaporkan.
Pejabat pertahanan, yang berbicara secara tidak resmi, mengatakan sistem itu akan diterapkan secara terorganisasi di bawah bimbingan penasehat hukum di lembaga pertahanan.
New Arab memberitakan rencana itu banyak dikritik karena masalah etika, terutama karena pencari suaka Afrika akan mempertaruhkan nyawa mereka. Sampai saat ini belum ada pencari suaka yang terlibat perang di Gaza telah diberi status penduduk tetap.
Menurut Haaretz, saat ini terdapat 30 ribu pencari suaka di Israel. Mayoritas dari mereka adalah pemuda. Sekitar 3.500 pencari suaka asal Sudan berstatus penuduk sementara, karena pengadilan belum memutuskan permohonan mereka.
Sejak Israel melancarkan perang di Gaza, banyak pencari suaka menjadi relawan untuk mengolah pertanian, pusat komando sipil, dan beberapa menjadi prajurit.
“Pejabat pertahanan menyadari mereka dapat menggunakan pencari suaka dan memanfaatkan keinginan mereka memperoleh status permanen di Israel sebagai insentif,” demikian pernyataan pejabat itu seperti dilaporkan Haaretz.
Haaretz juga melaporkan satu kasus aksi tipu-tipu mencari suaka yang dilakukan militer Israel. Seorang pencari suaka berusia 16 tahun diberi status sementara, yang harus diperbarui secara berkala.
Pria itu, asal tak disebut, suatu hari ditelepon seseorang mengaku polisi yang menyuruhnya melapor ke fasilitas keamanan. Ia menuruti perintah itu, dan ternyata disuruh bergabung dalam militer dalam perang hidup-mati untuk Israel.
Pelatihan militer hanya dua pekan. Gaji yang diterima sama dengan yang diperoleh sebagai pekerja di Israel. Pria itu tidak tahu mengapa dia dipilih, militer Israel mengatakan pihaknya mencari orang istimewa.
Banyak yang mengkritik praktik ini. Israel dituding mengeksploitasi orang yang mencari selamat dari situasi perang di negaranya. Namun semua kritik itu dibungkam.
Kementerian Dalam Negeri Israel juga menjajaki kemungkinan merekrut anak-anak pencari suaka yang telah dididik di sekolah Israel untuk dijadikan tentara.
Di masa lalu, Israel merekrut anak-anak pekerja asing menjadi prajurit dengan imblan pemberian status kepada keluarga dekat mereka.