Crispy

Israel Makin Mencekik Gaza: Dokter Asing Diblokir Susu Formula Bayi Ditolak

Pengusiran para dokter bertepatan dengan terhambatnya bantuan kemanusiaan lainnya. Pada hari Rabu, sebuah truk pengangkut susu formula bayi untuk Gaza dihalau kembali di perlintasan perbatasan.

JERNIH – Dokter asing yang membawa harapan bagi korban luka di Gaza dilarang masuk, bahkan susu formula bayi diblokir di perbatasan, membuat keluarga dan anak-anak menanggung mimpi buruk kemanusiaan yang semakin dalam.

Haaretz melaporkan, Israel telah melarang dua dokter asing , satu warga negara Amerika dan satu warga negara Prancis, memasuki Jalur Gaza, menyusul perintah langsung dari badan keamanan Shin Bet. Dr. Mimi Syed dari Amerika Serikat dan Dr. Catherine Le Scolin-Quere dari Prancis dijadwalkan kembali ke Gaza pada Kamis (21/8/2025) untuk menjadi sukarelawan di rumah sakit setempat.

Namun, Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), badan Israel yang mengawasi operasi kemanusiaan, memberi tahu mereka hanya beberapa jam sebelum penyeberangan yang direncanakan bahwa keduanya tidak akan diizinkan masuk.

Syed sebelumnya telah menjadi sukarelawan di Gaza dua kali selama genosida Israel yang sedang berlangsung, pada Agustus dan Desember 2024. Sementara Le Scolin-Quere bergabung dengannya dalam kunjungan bulan Desember. Keduanya merupakan bagian dari misi yang diorganisir oleh sebuah badan amal Amerika yang mengerahkan dokter-dokter AS ke zona-zona krisis di seluruh dunia.

Keduanya telah terbang dari negara asal mereka ke Yordania, dari sana mereka bermaksud menyeberang ke Palestina yang diduduki dan melanjutkan perjalanan ke Gaza. Namun, pada Rabu malam, mereka diberi tahu bahwa izin mereka telah dicabut. Seorang perawat yang mendampingi mereka diberi izin masuk tetapi memilih untuk pulang, dengan alasan tidak ada gunanya pergi sendiri.

Kritik di Media Menjadi Pemicu Larangan

Setelah meninggalkan Gaza pada bulan Desember, Syed memberikan wawancara kepada beberapa media internasional dan mengecam tindakan militer Israel. Ia menceritakan bagaimana ia dipaksa untuk menyatakan puluhan anak tewas setelah ditembak atau terkena serangan udara.

“Saya rasa hal terbesar yang saya pelajari di Gaza adalah mustahil untuk mengabaikan kebenaran,” ujarnya kepada Haaretz . “Setelah Anda melihat apa yang terjadi di sana, menjadi sangat mudah untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.”

Syed mengatakan dia yakin kritik publik memainkan peran kunci dalam keputusan untuk menolak masuknya kembali. “Mereka tidak mengizinkan jurnalis masuk, dan mereka membunuh jurnalis Gaza yang ada di sana, sehingga para dokter yang datang ke sana mengungkapkan kebenaran kepada dunia,” ujarnya. “Tapi mereka tidak ingin kami memberi tahu apa yang terjadi di Gaza, terutama sekarang, ketika mereka berencana menyerang Kota Gaza.”

Konvoi Bantuan Ditolak karena Blokade Brutal Israel

Pengusiran para dokter bertepatan dengan terhambatnya bantuan kemanusiaan lainnya. Pada hari Rabu, sebuah truk pengangkut susu formula bayi untuk Gaza dihalau kembali di perlintasan perbatasan. Pengemudi diberitahu bahwa kendaraannya tidak dapat lewat karena truk tersebut merupakan truk terbuka, bukan truk tertutup, sebuah aturan yang menurut penyelenggara belum pernah diberlakukan sebelumnya.

Senada dengan itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengonfirmasi bahwa mereka masih menghadapi kendala dalam menyalurkan makanan, bahan bakar, pasokan medis, dan personel ke wilayah kantong tersebut. Dari 79 permintaan bantuan yang diajukan minggu lalu, hanya 45 yang disetujui dan dilaksanakan sepenuhnya.

PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa kekurangan gizi masih menjadi masalah serius, dengan kasus yang terus meningkat di tengah pola makan yang tidak seimbang.

Back to top button