Jelang Laga Spanyol-Maroko: Ulama Menyeru Umat Islam tak Terpancing Keributan
- Spanyol tidak ingin insiden kerusuhan di Brussel, setelah Belgia disingkirkan Maroko, terulang.
- Spanyol dan Maroko juga bersitegang soal wilayah kantong.
JERNIH — Sejumlah pemimpin Muslim menyeru umat Islam tetap tenang jelang pertemuan Spanyol dan Maroko di Piala Dunia 2022. Mereka tidak ingin insiden di Brussels — setelah Maroko mengalahkan Belgia — terulang.
Di Madrid, polisi meningkatkan kesiagaan dengan menambah jumlah personel. Ada kekhawatiran kelompok sayap kanan Vox, kekuatan politik terbesar ketiga dengan 52 anggota di parlemen, membuat ulah.
Di Brussel, setelah Belgia dikalahkan Maroko dua gol tanpa balas di penyisihan grup, kerusuhan terjadi. Lalu-lintas kereta bawah tanah dihentikan, dan polisi melepas gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa.
Di Spanyol, kekerasan yang menyasar orang Maroko jarang terjadi. Namun di masa lalu ketegangan kerap terjadi akibat masalah imigran ilegal.
Maroko dan Spanyol bertetangga tapi keduanya terlibat sengketa soal Melila dan Ceuta, daerah kantong Spanyol di Afrika Utara. Rabat menglaim keduanya sebagai wilayah Maroko.
Lebih 870 ribu warga Maroko tinggal di Spanyol, dan menjadi warga asing terbesar di negeri itu, mengalahkan Rumania dan Inggris. Saat ini banyak keturunan Meksiko yang menjadi warga negara Spanyol lewat program naturalisasi.
Ada komunitas besar orang Maroko di timur laut Catalonia dan Murcia, serta Almeria. Orang Spanyol kerap mengatakan orang Maroko sebagai pembuat onar.
“Itu membuat saya muak,” kata Ahmed, keturunan Maroko yang tinggal di Spanyol kepada El Mundo. “Ada begitu banyak orang bisa membuat kerusuhan, tapi yang disalahkan selalu Maroko.”
Imbauan Imam Masjid
Abdallah Mhanna, imam Masjid Almuhseneen di Almeira, mengatakan sebagian besar fans Spanyol dan Maroko akan menikmati pertandingan tapi beberapa akan membuat masalah.
“Sebagian besar orang Spanyol dan Maroko hanya akan menikmati sepak bola, siapa pun yang menang,” kata Mhanna. “Namun, selalu ada orang idiot yang tak bisa mengendalikan diri dan menciptakan masalah.”
Usai shalat maghrib, Abdallah Mhanna mengimbau umat Islam menggunakan nilai-nilai Islam, yaitu perdamaian dan non-kekerasan, untuk memastikan tidak akan terjadi apa pun.
Terdapat 70 ribu orang Maroko di Almeira, dengan banyak dari mereka bekerja di perkebunan sayur yang dipasok ke sekujur Eropa. Banyak dari mereka memperoleh kewarga-negaraan Eropa.
“Ada yang mendukung Spanyol, tidak sedikit yang tetap terikat tanah air Maroko. Yang penting mereka menikmati sepak bola,” kata Mhanna.
Federasi Entitas Agama Islam Spanyol juga mengeluarkan pernyataan yang menyeru umat Islam, terutama pendukung Maroko, agar tenang dan tidak menciptakan kerusuhan.
“Apa pun hasil pertandingan itu, umat Islam harus menjaga ketertiban,” katanya. “Kerusuhan untuk melampiaskan kekecewaan karena tim yang didukung kalah hanya akan merugikan tetangga kita.”
Sepak bola, masih menurut Federasi Entitas Agama Islam Spanyol, harus sejalan prinsip-prinsip Islam, yaitu saling menghormati, toleransi, dan kebersamaan. Bukan perpecahan.