J&J Klaim Vaksin Dosis Tunggal 66 Persen Efektif Melawan Covid-19
- Vaksin J&J relatif mudah dibawah, disimpan, dan hanya satu dosis.
- Namun jika harus bersaing dengan vaksin dua suntikan yang 95 persen efektif, J&J akan kesulitan.
- Meski demikian J&J berharap mendapat persetujuan banyak negara untuk penggunaan darurat.
JERNIH — Johnson & Johnson (J&J) mengklaim vaksin dosis tunggal hasil pengembangannya 66 persen efektif melawan infeksi Covid-19, dan 57 persen ampuh melawan virus korona varian Afrika Selatan (Afsel).
Daily Mail memberitakan raksasa farmasi AS itu mencatat 468 infkesi dalam tes ketiga yang melibatkan 44 ribu sukarelawan.
Hasil uji klinis J&J diumumkan kurang 24 jam setelah Novavax Inc merilis hasil uji klinis vaksinnya. Novavax mengklaim vaksin buatannya 89 persen efektif, tapi letoi menghadapi varian Afsel.
Menggunakan teknologi yang mirip dengan pembuatan vaksin Universtias Oxford, vaksin J&J relatif mudah dibawa dan disimpan, serta hanya satu dosis.
Vaksin J&J akan diproduksi oleh Janssen, cabang J&J di Belgia, dan mendapat otorisasi untuk penggunaan darurat di Inggris, pertengahan Februari 2021.
Inggris memesan 30 juta dosis, dengan opsi tambahan 22 juta. Jika disetujui, vaksin J&J akan menjadi ‘senjata’ ketiga melawan Covid-19 di gudang amunisi Inggris.
Sejauh ini, Inggris memvaksinasi rakyatnya dengan vaksin produksi AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech. Jumlah keseluruhan mencapai tujuh juta dosis.
Variatif
J&J mengatakan vaksin buatannya bekerja lebih baik di AS, yaitu 72 persen efektif melawan Covid. Di Afrika Selatan, vaksin J&J hanya 57 persen efektif melawan virus mutasi.
“Berjudi dengan satu dosis tentu saja bermanfaat,” kata Dr Mathai Mammen, kepala penelitian global untuk unit J&J Janssen Pharmaceutical kepada Associated Press.
Para ahli mengatakan vaksin satu dosis akan mengurangi persediaan langka, dan menghindari mimpi buruk logistik. Namun J&J tampaknya sulit bersaing dengan vaksin dua suntik yang efektif 95 persen.
Meski demikian, J&J akan mengajukan aplikasi untuk penggunaan darurat di AS, dan di beberapa negara. Mereka berharap mampu memasok 100 juta dosis ke AS, Juli 2021.
Kuda Troya
Vaksin J&J menggunakan virus dingin sebagai kuda Troya yang membawa virus dingin ke dalam tubuh. Virus dingin memprovokasi sel membuat salinan protein yang tidak berbahaya, untuk memperkuat sistem kekebalan ketika virus sebenarnya datang.
Berbeda dengan vaksin Moderna dan BioNTech-Pfizer yang harus disimpan di titik beku, vaksin J&J hanya disimpan di lemari es. Sama seperti AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca telah digunakan di Inggris dan beberana negara, tapi tidak jelas apakah bekerja. Yang pasti, sempat ada keraguan di Jerman untuk menggunakan vaksin AstraZeneca bagi lansia.