Joe Biden Makin Pikun, Sebut Rafah Jadi Haifa dan Diejek di Duni Maya
- Kesalahan itu dilakukan saat wawancara dengan Nexstar Media.
- Netizen, terdiri dari orang-orang besar, segera melontarkan ejekan di dunia maya.
JERNIH — Presiden AS Joe Biden kian memperlihatkan penyakit pikun dengan mengatakan dirinya meminta Israel tidak menyerang Haifa.
Pernyataan itu disampaikan saat berbicara dengan Reshad Hudson dari Nexstar Media dalam wawancara Rabu 17 April. Biden, yang berusia 81 tahun, merinci rencana memenangkan kembali pemilih pro-Palestina di tengah dukungan berkelanjutan terhadap Israel dalam konflik dengan Hamas.
Biden sempat berhenti sejenak, merenung tentang apa yang akan dikatakannya, lalu melanjutkan bicara soal serangan Iran terhadap Israel. Setelah itu, kepikunan muncul saat dia mengatakan; “Saya minta Israel tidak menyerang Haifa.”
Hudson tahu yang dimaksud Biden adalah Rafah, buka Haifa. Sebab, sangat tidak mungkin Israel menyerang Haifa, kota pelabuhan sendiri. Rafah adalah perlindungan terakhir rakyat Palestina di Gaza.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel dikabarkan mengerahkan artileri tambahan dan kendaraan lapis baja ke dekat kota Gaza, sebagai persiapan serangan darat skala besar.
PM Israel Benjamin Netanyahu bersumpah tidak akan ada kekuatan dunia yang mampu mencegah Israel meratakan Rafah, dan membunuh semua orang Palestina di dalamnya. Menurutnya, Rafah adalah basis operasi Hamas.
Kepikunan Biden ditanggapi dengan ejekan publik di dunia maya. Banyak yang menyebutnya presiden memalukan. Mantan Dubes AS untuk Israel David Friedman dengan bercanda meminta PM Netanyahu mengakomodasi permintaan Biden dengan tidak menyerang Haifa.
Dov Hikind, mantan anggota majelis negara bagian New York, mengatakan ada kemungkinan Israel menahan diri tidak menyerang Haifa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis di Telegram bahwa presiden AS juga harus melarang dirinya berpartisipasi dalam pemilu 2024.
Jajak pendapat ABC News/Ipsos Februari 2024 mengungkapkan 86 persen pemilih AS percaya Joe Biden terlalu tua untuk menjabat lagi dan prihatin atas kondisi kognitifnya.