Katalonia Minta Maaf Atas Pembantaian Penyihir Abad ke-15 Sampai Abad ke-18
- Katalonia adalah wilayah pertama di Eropa yang memberlakukan hukuman untuk penyihir.
- Inkuisisi Spanyol justru sering membebaskan penyihir, dan menghukum pemburu penyihir.
JERNIH — Parlemen Katalonia mengeluarkan resolusi permintaan maaf atas pembantaian 1000 penyihir, 700 di antaranya perempuan, antara abad ke-15 sampai 18.
SputnikNews memberitakan anggota parlemen dari partai-partai pro-kemerdekaan, nasionalis berhaluan kiri, mendukung resolusi itu setelah sejarawan lokal menemukan bukti Katalonia adalah pelopor perburuan penyihir yang dimulai tahun 1470.
Hampir setengah abad sebelum perburuan penyihir, Lleida dan Katalona memberlakukan apa yang diyakini sebagai hukum Eropa pertama melawan sihir. Anehnya, penyihir tetap ada hingga abad ke-19.
Di negara bagian Eropa lainnya, perburuan, pengailan, dan eksekusi penyihir sebagian besar terjadi setelah pertengahan abad ke-17. Di Katalonia, sampai abad ke-19 sejumlah desa masih mempekerjakan pencari penyihir.
Jika panen buruk, atau anak-anak terserang penyakit, warga desa mencari orang untuk dipersalahkan sebagai penyihir. Menurut Paul Castelli, profesor sejarah Universitas Barcelona, tuduhan sihir lebih lazim di Catalonia dibanding di tempat lain di Eropa.
Alasannya, kekuatan besar berada pada penguasa feodal lokal dan undang-undang setempat menyebutkan pengakuan berfungsi sebagai bukti kesalahan yang cukup. Perempuan mandiri, yang berkecimpung dalam praktek pengobatan tradisional, akan dicurigai mempraktekan sihir.
Jika di bagian Eropa lainnya penyihir dibakar, di Katalonia tersangka penyihir digantung. Penjelasan atas semua ini sederhana saja, eksekusi dengan cara membakar jauh lebih mahal dibanding penggantungan.
Antara 1580 sampai 1630 sebanyak 50 ribu orang di sekujur Eropa — sebagian besar di wilayah yang saat ini bernama Jerman, Austria, Belanda, Belgia, Prancis, persemakmuran Polandia-Lithuania — dijatuhi hukuman mati karena dianggap penyihir.
Inkuisisi Spanyol, kampanye teror yang dipimpin Gereja Katolik dan menganiaya 150 ribu orang dengan tuduhan bid’ah serta memburu 32 ribu lainnya, umumnya memperlakukan klaim sihir dengan skeptis.
Menurut sejarawan orang-orang yang dituduh terlibat praktek sihir justru sering dibebaskan oleh inkuisitor.
Joan Cazabrujas, seorang pemburu penyihir Katalan dari Desa Sallent, mengidentifikasi 33 penyihir dan membawanya ke pengadilan. Seluruh dari 33 penyihir itu dibunuh. Investigasi inkuisitor menetapkan 33 wanita itu tidak bersalah. Joan dicomot tim inkuisitor dan dieksekusi.
Katalonia adalah wilayah Eropa terbaru yang secara resmi meminta maaf terhadap mereka yang terbunuh dalam pengadilan penyihir. Skotlandia, Swiss, dan Norwegia, lebih dulu melakukan hal serupa.