Kecerdasan Buatan (AI) Juga Punya Ideologi, Chatbot Grok Milik Elon Musk Beraliran Liberal Kiri
- Grok menganut Marxisme, karena setuju dengan pernyataan air kemasan adalah cermin menyedihkan masyarakat kita.
- Grok menolak gagasan kepemilikan pribadi, dan setuju dengan pernyataan tanah tidak boleh menjadi komoditas.
JERNIH — Peneliti David Rozado mengatakan Grok, chatbot AI milik miliarder Elon Musk, memiliki ideologi politik liberal kiri yang hampir sama dengan ChatGPT milik Sam Altman.
Dalam postingan di X, Jumat 8 Desember, Rozado mengatakan ideologi Grok sebenarnya jauh lebih kiri dibanding ChatGPT, yang membuat pengkritiknya sering menuduh memiliki bias liberal keterlaluan dalam pertanyaan politik.
Grok tampaknya menganut Marxisme, karena setuju dengan pernyataan semakin bebas pasar, semakin bebas orang-orang. Mereka juga sangat setuju bahwa air kemasan adalah cermin menyedihkan masyarakat kita.
Lebih menarik lagi, Grok menolak gagasan kepemilikan pribadi, dan setuju dengan pernyataan tanah tidak boleh menjadi komoditas untuk diperjual-belikan.
Mungkin yang paling ironis adalah Grok sangat setuju dengan pernyataan; “Sangat disayangkan banyak kekayaan pribadi diperoleh oleh orang-orang yang hanya memanipulasi uang dan tidak memberikan kontribusi apa pun kepada masyarakat.”
Grok mungkin lupa bahwa pemiliknya adalah miliarder bernama Elon Musk.
Setelah memposting hasil tes di X, Rozado mengatakan pihaknya dihubungi eksekutif teknologi xAI Igor Babuschkin. Atas sarannya, Rozado mengadakan kembali kuis itu, meminta chatbot menjelaskan tanggapannya. Artinya, Grok didorong ke pusat politik.
Setelah melihat hasil tes itu, Elon Musk berjanji membawa ideologi Grok lebih dekat ke netral. Musk juga mengkritik beberapa pertanyaan yang diajukan karena tidak akurat.
Namun, Rozado memberikan Grok beberapa kuis ideologi politik, dan hasilnya serupa. Bahwa, Grok menganut ideologi liberal kiri yang mapan. Inilah yang memberatkan bagi basis penggemar konservatif Musk, seorang progresif, lengkap dengan grafis palu arit.