Kelompok Pers Asing Desak Akses Segera ke Gaza Usai Gencatan Senjata

JERNIH – Sebuah organisasi yang mewakili media internasional di Israel dan wilayah Palestina Jumat (10/10/2025) mendesak Israel untuk memberikan akses langsung dan independen kepada para jurnalis ke Gaza setelah deklarasi gencatan senjata.
Sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023, otoritas Israel telah mencegah jurnalis asing memasuki wilayah yang hancur tersebut, hanya mengizinkan segelintir jurnalis masuk bersama pasukannya.
Asosiasi Pers Asing, yang mewakili ratusan jurnalis asing, mengatakan pihaknya menyambut baik kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai mengenai gencatan senjata di Gaza. “Dengan terhentinya pertempuran, kami kembali menyerukan kepada Israel untuk segera membuka perbatasan dan mengizinkan akses bebas dan independen bagi media internasional ke Jalur Gaza,” tambahnya, mengutip AFP.
FPA telah beberapa kali meminta akses ke Gaza selama dua tahun terakhir. “Tuntutan ini telah berulang kali diabaikan, sementara rekan-rekan Palestina kami telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberikan laporan yang tak kenal lelah dan berani dari Gaza,” kata asosiasi tersebut.
Pada 23 Oktober, pengadilan tinggi negara itu dijadwalkan mendengarkan petisi FPA yang menuntut akses, “tetapi tidak ada alasan untuk menunggu selama itu,” katanya. “Cukup dengan alasan dan taktik menunda. Pembatasan kebebasan pers harus diakhiri,” tambahnya.
Pada hari Jumat, Israel mengumumkan gencatan senjata dan mulai menarik pasukan dari beberapa wilayah di Gaza, sebagai bagian dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang. Penarikan pasukan ini membuat tenggat waktu 72 jam bagi Hamas untuk membebaskan semua sandera yang tersisa di Gaza terus berjalan.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak Hamas memicu perang terbaru dengan serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.