Ketika Pablo Picasso ‘Diduga’ Mencuri Mona Lisa
- Pablo Picasso membeli barang-barang curian dari Museum Louvre, dan muncul dugaan ia juga menyimpan Mona Lisa.
- Tidak ada bukti Picasso mencuri Mona Lisa, dan hakim membebaskannya.
- Namun telunjuk orang tetap mengarah ke Picasso, sampai Mona Lisa dan ditemukan dan pencurinya dibekuk.
Paris — Pada 21 Agustus 1911, Mona Lisa — lukisan terkenal karya Leonardo Da Vinci — dicuri dari Museum Louvre, Paris, Prancis.
Saat itu hari Senin, museum ditutup dan keamanan sangat minim. Hasil penyelidikan menyimpulkan pencuri menghabiskan akhir pekan dengan bersembunyi di salah satu lemari museum.
Keamanan Museum Louvre saat itu sangat buruk. Museum menyimpan 250 ribu artefak, tapi hanya ada 150 petugas. Tidak ada lukisan terpaku di dinding. Seluruh lukisan hanya digantung begitu saja.
Mona Lisa, misalnya, tergantung dengan empat kait kecil. Ian Shank dari Artsy mengatakan; “Beberapa bulan sebelum pencurian, seorang reporter Prancis menghabiskan malam di sarkofagus Louvre, untuk mengungkap pengawasan remeh museum.”
Pemerintah Prancis, setelah pecurian, menutup perbatasan. Petugas memeriksa setiap kendaraan yang melintas. Media sibuk meliput pencarian, yang mengubah Mona Lisa — lukisan yang sebenarnya kurang dikenal — menjadi populer dan menjadi ‘nama rumah tangga’.
Paris-Journal menyediakan 50 ribu franc kepada siapa pun yang menemukan dan mengembalikan lukisan itu. Polisi mendapat tip dari pencuri, agar menyelidiki seorang seniman muda bernama Pablo Picasso.
Picasso, pindah ke Paris sepuluh tahun sebelumnya, tinggal bersama sekelompok orang Bohemians berjuluk la bande de Picasso. Dai antara mereka terdapat penyair dan penulis Guillaume Apollinaire.
Mantan sekretaris Aponnilaire adalah Honore-Joseph Gery Pieret, lelaki Belgia dengan moral takjeals. Tak lama setelah Mona Lisa dicuri, Pieret mendatangi kantor Paris-Journal dan mengklaim beberapa kali mencuri dari Louvre dan memberikannya kepada teman-teman.
Pieret tidak sedang berbohong. Tahun 1907 dia mencuri dua patung Iberia yang dibuat abad ketiga, atau keempat SM, dan menjualnya ke Picasso dengan harga 50 franc per buah.
Picasso menggunakan patung untuk untuk menginspirasi Les Demoiselles d’Avignon, salah satu lukisannya. Menurut Nick Mafi dalam The Daily Beast, Pieret juga mencuri barang serupa dari Louvre tahun 1911, dan menyembunyikannya di mantel Apollinaire.
Polisi Prancis mengeksploitasi pengakuan Pieret, dan sampai pada kesimpulan sederhana bahwa orang-orang yang memiliki patung-patung itu mungkin juga menyimpan Mona Lisa. Pasti tidak akan sulit mengetahui siapa teman pencuri itu.
Picasso dan Apoliinaire tahu mereka manjadi incaran. Keduanya menyembunyikan patung itu di dalam koper dan kabur tengah malam. Keduanya berniat membuat patung-patung itu ke Sungai Reine.
Ketika berada di tepi Sungai Reine, sulit bagi kedua seniman itu mencampakan karya seni itu. Picasso dan Apolinnaire kembali ke kediamannya.
Keesokan hari, Apollinaire mengunjungi Paris Journal untuk menyimpan patung-patung itu, dan meminta agar surat kabar itu tidak menyebut namanya. Surat kabar itu setuju, sampai pihak berwenang turun tangan.
Polisi mengetahui manuver ini. Beberapa hari kemudian polisi menahan Apollinaire. Awal September, Picasso diperintahkan hadir di hadapan hakim.
Ketika ditanya apakah mengenal Apollinaire, Picasso berbohong dengan mengatakan; “Saya belum pernah melihat pria ini.”
Belakangan, Picasso mengenang peristiwa itu dan berkata; “Saya melihat ekspresi Guillaume berubah. Darah mengucur dari wajahnya. Saya masih malu.” Saat persidangan berlanjut, Picasso menangis.
Picasso dan Apollinaire memang punya karya seni curian, dan hakim memutuskan situasi ini tidak berhubungan dengan pencurian Mona Lisa. Hakim membatalkan kasus tersebut.
Namun, telunjuk orang-orang di Paris tetap mengarah kepada Picasso dan Apollinaire, dan baru dua tahun kemudian tudingan itu menghilang. Polisi menemukan lukisan itu, dan pencurinya adalah Vicenzo Peruggia, seniman Italia yang bekerja di Louvre.
Peruggia diadili dan divonis delapan bulan penjara. Beberapa hari kemudian Perang Dunia I meletus.