Ketika Satgas Pangan Tak Kompak Dengan Mendag
Masyarakat memang belum bisa melupakan kalau kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Antrian untuk mendapatkan komoditas tersebut, bukan cuma mengular namun sudah sampai memicu kerumunan ratusan orang.
JERNIH-Hingga saat ini, seluruh elemen masyarakat masih mempertanyakan kenapa antara Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Kepolisian sebagai Satuan Tugas Pangan tak ada kekompakan. Ini bisa dilihat, ketika Lutfi sesumbar akan segera mengumumkan sejumlah nama mafia minyak goreng yang bikin orang seantero negeri susah.
Pengumuman itu, dijanjikan bakal digelar pada Senin (21/3) lalu. Namun sampai kini, tak ada satu pun nama terkait mafia minyak goreng yang disebutkan. Tentu saja, publik akhirnya sekali lagi menyayangkan sikap Lutfi yang tak juga bisa menepati janjinya.
Pernyataan Lutfi terkait mafia migor itu, dia tegaskan ketika hadir dalam rapat dengar pendapat antara pihaknya dengan Komisi VI DPR RI.
“Saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan pada hari Senin. Baik itu yang mengalihkan minyak (goreng) subsidi ke minyak industri, yang diekspor ke luar negeri, yang direpack,” kata Lutfi kepada anggota Komisi VI.
Meski demikian, dia menyebut akan tetap menunjung tinggi azas praduga tak bersalah terkait masalah yang makin berlarut-larut ini. Selanjutnya, Lutfi bilang ada beberapa tahap penimbunan minyak goreng yang dilakukan para calon tersangka.
Pertama, mereka mengalihkan minyak curah subsidi ke industri menengah ke atas, lantas dikemas ulang hingga menjelma jadi migor premium. Selain modus tersebut, ada juga aksi melarikan barang ke luar negeri. Tujuannya, tak lain lagi mengeruk untung sebesar mungkin.
Andre Rosiade, anggota Komisi VI yang hadir dalam rapat tersebut, lantas meminta Lutfi mengungkap mafia dan menentukan langkah yang bakal diambil guna mengatasi masalah ini. Sebab Mendag, tak menyebutkan jaminan kalau pemerintah tak kalah dengan aksi para mafia.
“Seharusnya bapak tegas. Apa jaminan untuk karungin itu mereka. Rakyat butuh keadilan,” kata Andre.
Namun, sejak sekali lagi Lutfi sesumbarf, Polisi malah belum juga mengumumkan ada tersangka terkait mafia minyak goreng. Malahan, Polri tidak menemukan adanya indikasi praktek kartel sebagaimana yang dihembuskan ke telinga masyarakat.
Kepala Satuan Tugas Pangan Polri, Irjen Pol Helmy Santika bilang, lonjakan harga karena banyak bermunculan pedagang dadakan yang tak mau menuruti kebijakan pemerintah. Dan inilah sumber masalahnya.
Sebab menurut Helmy, jika disebutkan sebagai mafia, lebih tepat dikonotasikan sebagai persekongkolan besar yang masif dan terstruktur dengan melibatkan banyak pihak.
“Jadi sementara ini temuan kami lebih personal pelaku usaha, buka mafia minyak goreng,” katanya kepada wartawan pada Rabu (23/3).
Masyarakat memang belum bisa melupakan kalau kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Antrian untuk mendapatkan komoditas tersebut, bukan cuma mengular namun sudah sampai memicu kerumunan ratusan orang.
Ketika Menteri Perdagangan Lutfi menuduh masyarakatlah yang jadi pelaku penimbunan dengan menyimpannya dalam jumlah besar di dalam rumah tangga, tentu melukai perasaan kebanyakan orang. Sedangkan Wakil Ketua DPR RI, Sufcmi Dasco Ahmad, meminta Lutfi tak perlu gembar-gembor di hadapan publik.
Dia meminta, kalau memang ada calon tersangka yang sudah diketahui sepak terjangnya, langsung saja diumumkan ke publik dan segera dilakukan penahanan.
“Saya pikir rencana untuk mengumumkan mafia yang tidak jadi itu serahkan kepada penegak hukum. Saya pikir enggak perlu diumumkan, langsung tangkap saja,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (22/3).[]