Ketua DPRD DKI Jakarta Nasihati Anies Jangan Paksakan Gelar Formula E di Masa Pandemi
“Tapi tahun 2020 terjadi masalah besar pandemi Covid dengan situasi kita sedang kekurangan pendapatan memaksakan bahwa Formula E harus berjalan. Sebetulnya kalau dia bisa bicara dengan panitianya FAO saya rasa enggak ada masalah,” ujarnya.
JERNIH-Meski dalam proses pembangunannya menuai pro kontra, ketika pembalap dunia mulai berdatangan ke Sirkuit Mandalika, ada euforia kebanggaan di kalangan warga negara Indonesia. Begitu juga ketika sirkuit Ancol guna perhelatan balapan mobil listrik Formula E, digagas untuk segera dibangun. Perjalanannya, menuai pro kontra dari berbagai pihak.
Kali ini, kabar terbaru juga menghiasi perjalanan pembangunan sirkuit tersebut di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dituding melakukan ijon kepada Bank DKI senilai Rp 180 miliar guna memenuhi anggaran kebutuhan dana hajatan Formula E. Dan ini, dilakukan sebelum ada Peraturan Daerah soal APBD ibu kota.
Tudingan tersebut, disampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi dari PDI Perjuangan, di kantor KPK, di Jakarta, pada Selasa (8/2).
“Jadi ada anggaran yang sebelum menjadi Perda APBD itu sudah ijon ke Bank DKI senilai Rp180 miliar,” ujar Prasetyo.
Dia bilang, soal uang ijon dari Bank DKI itu dirinya tak diberi tahu dan dilakukan Gubernur Anies Baswedan. Padahal seharusnya, penarikan uang tersebut baru bisa dilakukan setelah Perda jadi.
“Ini kan tanpa konfirmasi kita langsung berbuat sendiri. Karena saya juga tidak diberi tahu oleh Pak Gubernur, dia membuat commitment fee yang pertama itu,” kata dia.
Prasetyo bilang, sejauh ini biaya komitmen Formula E sebelum APBD DKI Jakarta sebesar RP 560 miliar. Seharusnya, kegiatan itu tak boleh memakai dana dari APBD.
“Ini kenapa sih kok dipaksakan. Harusnya kan konfirmasi yang namanya pemerintah ada eksekutif dan legislatif, ada Gubenrur dan ada saya (DPRD), saya enggak ngerti,” ujarnya.
Prasetyo pun kemudian memberi saran kepada Anies agar jangan terlalu memaksakan menggelar kegiatan itu di masa pandemi ini. Meski sudah membayar biaya komitmen, hal itu bisa dibicarakan lebih lanjut dengan pihak FAO.
“Tapi tahun 2020 terjadi masalah besar pandemi Covid dengan situasi kita sedang kekurangan pendapatan memaksakan bahwa Formula E harus berjalan. Sebetulnya kalau dia bisa bicara dengan panitianya FAO saya rasa enggak ada masalah,” ujarnya.[]