Kokain di Liga Inggris, Selamat Datang (Kembali) Hooliganisme
- Kokain di konsumsi di dalam dan luar stadion, dan penggemar menjadi sangat agresif.
- Final Euro 2020 memperlihatkan fans tanpa tiket mengkonsumsi kokain dan memaksa masuk stadion.
- Penggunaan kokain lebih praktis dibanding menenggak alkohol.
- Hooliganisme akan kembali ke Liga Inggris, karena polisi kesulitan mencegah penggunaan kokain.
JERNIH — Tahun 1980-an, alkohol dituding sebagai pemicu hooliganisme. Kini, siapa atau apa yang akan dipersalahkan ketika hooliganisme kembali muncul di sepak bola Inggris?
Jawab: Kokain
Investigasi The Sun sampai pada kesimpulan kokain memicu gelombang kekerasan di stadion. Kasus paling memalukan adalah final Euro 2020 di Wembley.
Saat itu, bungkus kecil kokain bertebaran di tempat parkir, tergeletak di toilet, di mudah ditemukan di tempat sampah Stadion Wembley.
Mark Roberts, polisi sepak bola Liga Inggris, membenarkan temuan The Sun. Menurutnya, banyak penggemar menggunakan kokain saat menyaksikan pertandingan.
“Kokain hanya salah satu faktor. Lainnya adalah alkohol,” kata Roberts. “Campuran keduanya memperburuk suasana stadion, karena membuat siapa pun yang mengkonsumsi menjadi lebih kejam.”
Seorang fans salah satu klub membenarkan temuan ini. Menurutnya, siapa pun bisa dengan mudah menemukan jejak kokain di kursi stadion.
Saat Tottenham Hotspurs menghadapi Chelsea di White Hart Lane, toilet dipenuhi bungkus kokain. Di luar stadion ketika Tottenham menghadapi Brighton, seseorang menjajakan charlie, sebutan untuk kokain, kepada orang-orang yang akan masuk ke stadion.
Di Etihad Stadium, kandang Manchester City, kantong kosong kokain dan satu yang masih berisi ditemukan di lantai toilet. Jejak narkoba juga ditemukan di Stadiun Emirates, kandang Arsenal.
Terbuka
Laporan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tentang final Euro 2020 menyebutkan kokain adalah katalis bagi ribuan penggemar tanpa tiket menyerbu Wembley.
Saat itu fans secara terbuka menghirup kokain di acara pameran. Seorang penggemar menyombongkan diri kepada The Sun bagaimana dia menyalakan suar berbahan bakar narkoba di pantatnya.
Charlie Perry, penggemar usia 25 tahun itu, mengkonsumsi banyak kokain dan direkam video ketika menembakan suar. Aksinya viral di media sosial.
Sebelum pandemi, pesta kokain sebelum laga dituding sebagai terjadinya 45 persen peningkatan masalah di stadion dalam dua tahun, mulai dari kekerasan di tribun, invasi lapangan, dan serangan terhadap pemain.
Polisi mengatakan kokain lebih banyak digunakan penggemar setelah masuk stadion. Liam Coleman, repoter The Sun, membuktikan pernyataan polisi.
Menggunakan tisu pendeteksi kokain, Coleman mengusap kursi stadion milik Manchester City, Brighton, Tottenham, Chelsea, dan Arsenal. Hasinya, ditemukan jejak kokain di 44 dari 58 kursi yang diusap.
Coleman juga melakukannya di toilet, dan menemukan jejak kokain di hampir semua toilet stadion.
Lebih Umum
Petugas kepolisian sepak bola Inggris dan Wales mengatakan sulit menangkap pengguna kokain. “Saat ini, kokain lebih umum di masyarakat, dan digunakan secara luas. Klub dan penggemar sepak bola juga menggunakannya,” kata petugas itu.
Menurutnya, ada masalah dengan masyarakat. Namun jika semua ini diungkap, industri sepak bola Inggris akan terpukul.
Ia mengusulkan sudah saatnya ada tindakan keras terhadap penggunaan kokain, dengan memenjarakan pengguna tertangkap tangan selama enam bulan.
Roberts mengatakan sangat sulit bagi polisi mencegah penggunaan kokain di dalam stadion. Karena, sangat tidak mungkin bagi polisi memeriksa seluruh tubuh fans yang akan menyaksikan pertandingan.
“Kokain adalah sesuatu yang mudah diselundupkan ke dalam stadion,” katanya. “Orang lebih mudah meminumnya, karena praktis dibanding meminum satu liter bir.”
The Sun, mengutip survei terbaru, menulis 30 persen penggemar menyaksikan laga dengan menggunakan kokain di dalam stadion. Enam persen pengguna menyebut mengkonsumsi kokain untuk kebutuhan pribadi.
Survei juga menyebut dari 2.663 pertandingan di Inggris dan Wales, sebanyak 103 pertandingan sepanjang 2019-2020 melibatkan kokain. Jumlah yang kecil, tapi terjadi peningkatan 85 persen dibanding tahun sebelumnya.
Klub-klub Liga Primer bukan tidak melakukan apa-apa. Mereka menempatkan anjing pelacak, memasang kamera pengawas di toilet, dan lainnya. Namun semua itu belum cukup.
Manajemen Tottenham mengatakan penggunakan kokain adalah msalah sosial, dan membutuhkan pendekatan tanpa toleransi terhadap pemakaian narkoba di stadion.