Korea Utara Bongkar Sound Horeg di Perbatasan

- Analis mengatakan Korut berusaha mengantisipasi pesan-pesan perdamaian dari Seoul, jelang peringatan Hari Pembebasan 15 Agustus.
- Korsel lebih dulu membongkar 20 sound horeg yang ditempatkan di perbatasan.
JERNIH — Korea Utara (Korut) membongkar sejumlah pengeras suara, atau sound horeg, di sepanjang perbataran antar-Korea setelah Korea Selatan (Korsel) melakukan tindakan serupa.
KoreaJoongAng melaporkan Korut mulai membongkar sound horeg di beberapa area terdepan, Sabtu 9 Agustus pagi. Beberapa dari 40 lokasi sound horeg telah dibersihkan. Militer Korsel mengatakan masih harus dipastikan Korut membongkar semuanya.
Sebelumnya, Korsel membongkar sound horeg di perbatasan sebagai bagian tindakan untuk mengelola ketegangan jelang Hari Pembebasan 15 Agustus dan pertemuan puncak Presiden Lee Jae Myung dan Presiden Donald Trump.
Korsel sejauh ini membongkar lebih 20 sound horeg antara 4 sampai 5 Agustus. Korut juga menghentikan semua siaran propaganda dengan sound horeg pada 11 Juni, atau delapan jam setelah Korsel melakukan tindakan serupa.
Keputusan Korut membongkar sound horeg muncul dua hari setelah Korsel mengumumkan rencana latihan gagungan Uichi Freedom Shield (UFS) dengan AS — latihan tahunan yang kerap dikecam Pyeongyang sebagai latihan untuk invasi.
Kim Yo-jong, saudara perempuan orang nomor satu Korut Kim Jong-un, mengkritik latihan itu dengan menyebutnya sebagai latihan berkala besar yang invasif. Beberapa analis mengatakan keputusan Korut membersihkan sound horeg mungkin dipengaruhi penyesuaian jadwal UFS.
Dari 40 acar latihan yang direncanakan pada 18-24 Agustus, Korsel dan AS menunda sekitar setengahnya hingga bulan depan. Meski militer Korsel menyebutkan panas ekstrem dan pemulihan pascabanjir sebagai alasan, banyak pengamat percaya perubahan itu dimaksudkan menghindari provokasi Korut.
Pyeongyang mungkin mempertimbangkan beberapa peristiwa penting di Korsel, termasuk pidato Hari Pembebasan yang akan dibawakan Presiden Lee pada 15 Agustus dan pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Trump akhir bulan ini.
Analis memperkirakan Korut mungkin mengantisipasi pesan perdamaian dalam hubungan antar-Korea dari Presiden Lee, dan pernyataan berwawasan ke depan dari kedua pemimpin mengenai Korut.