
LaNyalla menyoroti minimnya dukungan anggaran sebagai kendala utama dalam upaya mendongkrak prestasi para atlet. Ia membandingkan anggaran KONI Jatim yang hanya sekitar Rp200 miliar, jauh lebih kecil dari sejumlah provinsi lain yang bisa menggelontorkan hingga Rp300–400 miliar untuk pengembangan olahraga.
JERNIH– Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menambah alokasi anggaran bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Pernyataan itu disampaikan LaNyalla usai menghadiri pembukaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IX di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu malam.
Menurut LaNyalla, prestasi atlet-atlet Jawa Timur selama ini sudah menunjukkan hasil yang membanggakan, namun masih menyisakan banyak ruang untuk ditingkatkan, terutama dalam rangka menghadapi PON XXII yang akan digelar di NTB-NTT pada 2028 mendatang.
“Udah bagus lah, bagus. Tapi harus ditingkatkan. Saya minta KONI Jatim untuk fokus, harus bisa kembalikan emas-emasnya dayung, menembak, renang di PON. Harus bisa,” kata LaNyalla.
Dalam gelaran PON sebelumnya di Aceh-Sumut, Jawa Timur menempati peringkat ketiga secara nasional dengan raihan 146 medali emas, 134 perak, dan 141 perunggu. Meski tidak berhasil menjadi juara umum, raihan medali tersebut melampaui target awal yang ditetapkan.
Namun, LaNyalla menyoroti minimnya dukungan anggaran sebagai kendala utama dalam upaya mendongkrak prestasi para atlet. Ia membandingkan anggaran KONI Jatim yang hanya sekitar Rp200 miliar, jauh lebih kecil dari sejumlah provinsi lain yang bisa menggelontorkan hingga Rp300–400 miliar untuk pengembangan olahraga.
“Ya, anggaran, sejujurnya anggarannya itu kurang. Saya sudah ngomong sama Bu Gubernur, anggarannya harus ditambah. Kalau provinsi lain itu bisa tiga ratus, empat ratus. Kalau kita cuma dua ratus kan? Kurang lah,” ujarnya tegas.
LaNyalla, yang juga pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI, menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang dan konsistensi dalam membina atlet. Salah satu upaya konkret yang ia usulkan adalah mempercepat pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) bagi cabang olahraga unggulan.
“Cabor-cabor perlu segera mempersiapkan Puslatda agar persiapan kita betul-betul matang. Jangan sampai Puslatda baru digelar menjelang PON. Lebih baik jauh-jauh hari sudah mulai disiapkan, agar stamina dan performa atlet terjaga,” kata dia.
Porprov Jatim IX di Malang menjadi momentum penting untuk mengidentifikasi bibit-bibit unggul yang akan menjadi andalan Jawa Timur di level nasional. Ajang ini diharapkan bukan hanya menjadi panggung prestasi, tapi juga titik awal perbaikan sistem pembinaan olahraga di provinsi tersebut.
Dengan dorongan politik dari senator sekelas LaNyalla dan komitmen kuat dari pemerintah daerah, publik menanti apakah Jawa Timur bisa kembali menempati posisi puncak dalam klasemen PON mendatang. []