Crispy

Life: My Story Throuht History, Ternyata Paus Fransiskus Pernah Terpesona Gadis Cantik dan Penggila Sepak Bola

  • Paus Fransiskus menjawab semua kritik atas dirinya; sebelum dan setelah menjadi paus.
  • Ia mengabaikan desakan mengundurkan diri karena tak punya alasan serius.

JERNIH — Gereja Katolik nyaris kehilangan paus pertama dari Amerika Selatan ketika Jorge Bergoglio terpesona dengan gadis cantik pekerja bioskop. Keduanya berpacaran.

Ketika Bergoglio mendaftar ke seminari, gadis pekerja bioskop itu tidak berusaha menghentikannya. Bergoglio menempuh pendidikan sebagai rohaniawan Katolik di seminari, dan dunia kini mengenalnya sebagai Paus Fransiskus.

Dua paragraf di atas adalah sekelumit kisah yang dituturkan dalam Life: My Story Throuht History — otobiografi Paus Fransiskus. Kisah lain dalam perjalanan hidup Paus Fransiskus dinarasikan dengan menarik, termasuk perannya sebagai pemimpin ordo Jesuit saat Argentina diperintah diktator militern yang brutal.

Perkenalan di Pernikahan

Kepada jurnalis Italia Fabio Marchese Ragona, Paus Fransiskus masih belum lupa betapa dia terpesona kepada gadis cantik pekerja bioskop itu. Bergoglio, nama asli Paus Fransiskus, menyebut gadis itu tidak hanya cantik tapi juga cerdas.

Pertemuan dengan gadis itu terjadi pada pesta pernikahan paman Bergoglio. Pertemuan biasa, tapi istimewa. Sebab, Bergoglio jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Selama sepekan penuh saya membayangkan gadis itu dan saya merasa sulit berdoa,” kata Paus Fransiskus. “Untungnya, semua itu berlalu, dan saya mendedikasikan jiwa dan raga untuk panggilan menjadi rohaniawan.”

Ada satu bab dalam otobiografi yang khusus bercerita soal kegilaan Paus Fransiskus dengan sepak bola. Menariknya, bab itu bercerita tentang striker flamboyan Diego Maradona, yang tol tangan Tuhan-nya ke gawang Inggris melincinkan jalan Argentina ke podium juara Piala Dunia 1986.

“Saat saya menerima Maradona di Vatikan, saya bertanya sambil bercanda; Jadi pihak mana yang bersalah,” kata Paus Fransiskus dalam buku itu.

Paus Fransiskus juga berbicara tentang perannya sebagai pemimpin ordo Jesuit di Argentina antara 1973-1979, atau pada masa kediktatoran militer yang brutal.

Saat terpilih sebagai Paus pada Maret 2013, Bergoglio dituduh tidak berbuat cukup untuk membantu dua misionaris Jesuit yang dipenjara, disiksa, dan dibebaskan, pada masa kepemimpinannya. Paus Fransiskus menolak tuduhan itu.

“Tuduhan itu berlanjut sampai saat ini. Itu balas dendam kelompok kiri tertentu yang mengetahui saya menentang kekajaman itu,” ujar mantan uskup Buenos Aires itu.

Paus Fransiskus melanjutkan; “Beberapa orang mengatakan pemerintah Argentina saat itu mencoba segala cara menjebak saya, tapi mereka tidak menemukan bukti saya bersalah.”

Terbuka Bagi Pendosa

Sejak awal kepausannya, Paus Fransiskus menyeru agar Gereja menjadi tempat lebih ramah bagi siapa pun, termasuk bagi pendosa tradisional. Sikap ini membuat gusar kaum konservatif dalam institusi yang berusia berabad-abad.

Terakhir, Paus Fransiskus mengizinkan pemberkatan pasangan homoseksual. Bulan-bulan berikut, Paus Fransiskus menghadapi aksi protes keras. Ia menghadapi tuduhan menghancurkan kepausan, dan mengatakan ia tuli teradap hinaan terburuk.

“Jika saya mengikuti semua yang orang katakan tentang saya, mungkin saya harus berkonsultasi dengan psikolog seminggu sekali,” katanya.

Ia menyinggung tantangan-tantangan di Vatikan, yang dia gambarkan sebagai monarki absolut terakhir di Eropa dan punya cara berpikir dan manuver istana.

Pengkritik paling keras menginginkan Paus Fransiskus mengikuti jejak Benedictus XVI, yaitu mengundurkan diri. Namun, meski kesehatan terus memburuk, Paus Fransiskus tidak punya alasan serius untuk mundur.

“Pengunduran diri adalah hipotesis jauh yang hanya bisa dibenarkan jika terjadi hambatan fisik serius,” katanya.

Semoga Bermanfaat

Marchese Ragona mengatakan Paus Fransiskus belum pernah memberi wawancara rinci tentang perjalanan hidupnya. Ini memperlihatkan otobiografi ini memiliki tujuan lebih luas.

Paus Fransiskus berharap Life: My Story Through History bermafaat bagi kaum muda, sehingga merek dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang lanjut usi.

Life: My Story Through History akan diterbitkan dalam edisi Italia, Inggris, Jerman, dan Prancis, pekan depan.

Back to top button