Lima Tewas dalam Penembakan Massal di Molson Coors, Milwaukee
MILWAUKEE—Milwaukee, kota yang terkenal karena birnya, serta kampus Molson Coors yang menjadi ikon tersendiri bagi wilayah itu, segera geger. Pada Rabu sore waktu setempat atau Kamis siang WIB, seorang pekerja dengan seragam kerja yang masih dipakainya menyerbu fasilitas umum dan mulai menembaki orang-orang yang ada di sana.
Orang kalap itu membunuh lima orang, semuanya sesama karyawan.
“Semua ini sangat menakutkan,”kata Senator Gwen Moore, seorang Demokrat dengan daerah pemilihan termasuk Milwaukee, dan menempelkan stiker ‘Miller High Life’ di pintu kantornya. Miller adalah nama merk bir terkenal buatan Milwaukee. “Ini laknat dari budaya kita. Sangat memilukan karena Milwaukee adalah kota yang sangat ramah.”
Kepala kepolisian setempat, Alfonso Morales, mengatakan pria bersenjata berusia sekitar 51 tahun itu bunuh diri setelah serangan tersebut. Beberapa jam setelah penembakan, polisi terus menyisir lebih dari 20 bangunan di Kampus Molson Coors, tempat sekitar 1.000 orang pekerja beraktivitas. Hingga menjelang sore tadi sekumpulan pekerja tetap terjebak di dalam kompleks, menunggu polisi menyelesaikan penyelidikan.
Penembakan itu seketika mengubah rutinitas di kota tersebut. Segera setelah tembakan pertama terdengar, orang-orang mulai menelepon aparat Kepolisian dan melaporkan telah mendengar beberapa tembakan. Polisi segera mengepung Lembah Miller—sebutan warga untuk wilayah di barat pusat kota itu. Sekolah-sekolah diminta untuk mengunci gerbang dan warga diminta tetap tinggal di apartemen masing-masing.
“Saya mendengar sirene dan keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi,” kata Shelly Zais, 59, yang tinggal di dekat kejadian. “Saya pikir banyak orang terbunuh, saking ramainya bunyi sirene.”
Penembakan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan massal di tempat kerja di Amerika Serikat. Dua belas bulan lalu, di sebuah pabrik pinggiran kota Chicago– sekitar 115 mil dari tempat kejadian terakhir di Milwaukee, seorang karyawan yang kecewa karena dipecat dari pekerjaannya menewaskan lima pekerja lainnya. Mei lalu di Pantai Virginia, seorang pekerja kota yang berhenti dari pekerjaannya, mengamuk dan menembak hingga menewaskan 12 orang. [NewYorkTimes]