Lokasi CFD dan Bandara Jadi Kluster Baru jika Tak Patuhi Protokol Kesehatan
JAKARTA-Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 khawatir akan muncul kluster baru dari lokasi car free day (CFD) sehingga mereka mendatangi lokasi CFD untuk melihat kepatuhan warga yang hadir di CFD tersebut.
“Kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan CFD di Jakarta. Kami masih lihat beberapa masyarakat lupa, bahwa physical distancing penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama. Sekali lagi, adaptasi kebiasaan yang baru, berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan. Oleh karena itu, kita bisa melaksanakan, dan kita pasti bisa untuk laksanakan kegiatan ini,”.
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, menyampaikan hal tersebut di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.
Yuri mengingatkan bahwa menjaga jarak adalah hal yang mutlak harus dilaksanakan, disamping protokol kesehatan yang lain seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Baca juga: Pemerintah Minta Warga Saling Ingatkan dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Disamping lokasi CFD, menurut Yuri lokasi lain yang masyarakat masih belum tertib mematuhi jaga jarak terpantau di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
“Beberapa bandara udara, Bandar Udara yang akan melaksanakan penerbangan di hari Minggu ini, terutama yang mengarah ke pulau Jawa, kami lakukan pemantauan di Batam, dan di beberapa tempat yang lain, juga demikian. Kita masih melihat, banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing,” kata Yuri.
Menurut Yuri, meskipun masyarakat telah tertibmemakai masker namun menjaga jarak merupakan rutinitas yang penting dan perlu dilaksanakan, terutama ketika berada di ruang publik.
Baca juga: Ini Tips Kerja di Luar Rumah Selama New Normal
“Meskipun, sebagian besar sudah kami lihat menggunakan masker, tetapi sekali lagi, physical distancing adalah sesuatu yang perlu,”.
Yuri menambahkan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi tanggung jawab bersama dan tidak bisa hanya setengah-setengah, sebab perlu gotong royong semua pihak untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
“Inilah yang harus menjadi perhatian kita bersama, karena kita tidak mungkin secara parsial, secara sepotong-sepotong, melakukan pendekatan untuk pengendalian penyakit ini. Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, tidak terhenti. Semangat kita, gotong royong, menjadi penting untuk saling melindungi, saling menjaga, agar penularan ini bisa kita hentikan,” kata Yuri.
“Ini beberapa hal yang sangat penting dan mendasar, sebagai bahan evaluasi kita, physical distancing, menjaga jarak, menggunakan masker adalah hal yang harus sekali lagi, harus kita jalankan dengan disiplin. Ini menjadi prasyarat mutlak, manakala kita akan melaksanakan adaptasi kebiasaan yang baru, untuk kembali kepada tingkat produktivitas kita” kata Yuri menambahkan
(tvl)