Lukisan Mona Lisa Mengandung Racun

- Leonardo da Vinci menggunakan timbal putih dan timbal oksida yang sangat beracun sebagai dasar lukisan.
- Timbal oksida berfungsi sebagai pengering cat di atasnya.
JERNIH — Peneliti American Chemical Society (ACS) mengatakan Leonardo da Vinci melukis Mona Lisa dengan cat mengandung racun.
Pernyataan ACS yang diperoleh Newsflash menyebutkan tidak hanya Mona Lisa, lukisan Last Supper — atau Perjamuan Terakhir — juga menggunakan timbal oksida.
“Da Vinci terkenal karena inovasinya di bidang seni dan sains,” demikian pernyataan ACS. “Kini kita tahu, berdasarkan analisis terbaru yang diterbitkan Journal of American Chemical Society, Da Vainci juga bereksperimen dengan cat.”
Eksperimen itu meluas hingga ke cat lapisan dasar di bawah lukisan. Yan mengejutkan, penggunaan timbal oksida pada Mona Lisa dan Last Supper menyebabkan munculnya senyawa langka yang disebut plumbonacrite di bawah lukisannya.
Pernyataan ACS menyebutkan; “Aura misteri menyelimuti cat dan pigmen di studio Da Vinci, membuat para ilmuwan menjelajahi tulisan dan karya seni seniman Renaissance itu untuk mencari petunjuk.”
“Kebanyakan lukisan di awal 1500-an, termasuk Monalisa, dilukis di panel kayu yang membutuhkan lapisan dasar cat tebal sebelum karya seni dibuat,” demikian ilmuwan ACS.
Seniman lain, masih menurut ACS, menggunakan gesso untuk lapisan dasar. Da Vinci bereksperimen dengan meletakan lapisan tebal pigmen timbal putih dan memasukan timbal oksida ke dalam minyak, serta pigmen oranya yang memberi sifat pengeringan khusus pada cat di atasnya.
“Da Vinci menggunakan teknik serupa pada dinding di bawah Last Supper, sebuah penyimpangan teknik lukisan dinding tradisional pada saat itu,” kata ACS.
Untuk penelitian lebih lanjut, Victor Gonzales dan rekannya — semuanya dari ACS — akan menerapkan teknik analisis resolusi tinggi yang diperbarui pada sampel kecil dua lukisan itu.
Tidak ada bukti seniman lain, terutama yang se-zaman dengan Da Vinci, menggunakan teknik serupa. Ketika peneliti menelusuri tulisan Da Vinci, ditemukan bahwa timbal oksida mengacu pada pengobatan kulit dan rambut, meski sangat beracun.
“Da Vinci tidak menulis tentang penggunaan timbal oksida, tapi bukan tidak mungkin pelukis lama telah menggunakannya,” demikian kesimpulan ACS.