Crispy

Pengusaha Prancis: Jual Mona Lisa untuk atas Krisis Ekonomi akibat Covid-19

  • Stephane Distinguin, CEP Fabernovel, mengusulkan tokenising Mona Lisa agar Museum Louvre masih bisa mengontrol lukisan karya Leonardo Da Vinci.
  • Saat ini, hanya oligarkhi papan atas dunia yang mampu berkontribusi pada pendanaan budaya.

Paris — Seorang pengusaha mendesak pemerintah Prancis menjual lukisan Mona Lisa ke Jeff Bezoz, CEO Amazon, atau pangeran Arab, dengan harga 50 miliar euro, atau Rp 799 triliun, untuk mengatasi krisis ekonomi akibat wabah virus korona.

“Sebagai wirausahawan dan pembayar pajak, saya tahu penjualan lukisan itu tidak akan merugikan Prancis,” kata Stephane Distinguin, pendiri dan CEO Fabernovel — sebuah perusahaan teknologi internasional — dalam artikel yang diterbitkan Majalah Usbek and Rica.

Distinguin yakin Prancis butuh banyak dana untuk mengatasi krisis ekonomi akibat virus, dan menjual lukisan karya Leonardo Da Vinci adalah solusinya.

“Hari demi hari kami melihat kemerosotan ekonomi bernilai miliaran,” tulisnya. “Prancis layaknya anak-anak yang menghitung batu yang dijatuhkan ke dalam sumur untuk mengukur kedalaman, dan masih terus melakukannya.”

Ia juga mengatakan krisis ekonomi akibat wabah virus korona benar-benar tidak terduga.

“Tindakan paling masuk akal untuk mengatasinya adalah menjual aset paling berhaga, dengan harga setinggi mungkin, dan meninggalkan aset sekecil mungkin untuk masa depan,” tulis pengusaha usia 46 tahun itu.

Prancis, menurut Distinguin, punya banyak lukisan berharga tinggi. Selain Mona Lisa, ada Wedding at Cana karya Veronese, yang membentang 67 meter persergi dengan 130 karakter di kanvasnya.

“Kita harus jual tahun ini, kalau tidak kita tidak akan mendapatkan uang,” tulis Distinguin.

Pihak yang sangat mungkin membeli adalah, lanjutnya, Googles, Apel, Facebook, Amazon, Microsoft, Disneys, Netflix, Alibaba, dan Tencencts. Atau, salah satu pangeran Arab.

Alasan Distinguin, hanya mereka yang mampu membeli dengan harga selangit, karena banyak duit. Lainnya, hanya oligarkhi kaya raya yang dapat berkontribusi pada pendanaan budaya.

Kontroversi Harga

Subyek kontroversi penjualan Monalisa akan terletak pada harga yang ditawarkan. Distinguin menyarankan harga yang ditawarkan harus ‘super gila’ karena ini operasi masuk akal.

Ia memperkirakan Monalisa harus dilepas dengan harga 50 miliar euro. “Orang mengatakan perkiraan saya terlalu tinggi, dan dibuat-buat, tapi tidak ada argumen untuk itu,” katanya.

Dia juga menyarankan tokenising Mona Lisa dengan menciptakan blochain seperti Bitcoin, seingga semua pihak dapat dengan mudah bertukar lukisan.

“Sejak 2004, teknologi telah maju dan membuka jalur baru,” kata Distinguin. “Komunitas blockchain dan cryptocurrency dengan cepat menyelamatkan saya. Jadi, kita dapat mempertimbangkan tokenising Mona Lisa. Itu akan menjadi pertanyaan untuk menciptakan representasi digital dari aset pada blockchain.”

Lebih skematis, masih menurut Distinguin, gagasan itu seperti menciptakan mata uang yang aset dasarnya lukisan itu. Ini memungkinkan pertukaran peer-to-peer secara instan.

Seniman jalanan, yang kerap terbentur banyak masalah saat menjual karya mereka, memanfaatkan perangkat ini untuk menghasilkan uang.

Distinguin yakin Prancis dan Louvre, museum tempat Mona Lisa tersimpan, masih dapat mengendalikan lukisan itu. Orang yakin Leonardo Da Vinci juga merestui gagasan hebat ini.

Ingat, Leonardo Da Vinci tidak hanya melukis tapi juga menguasai ilmu dan teknologi di masanya.

Back to top button