Crispy

Maestro Lukis Jeihan Wafat

Bandung – Maestro lukis Tanah Air Jeihan Sukmantoro menghembuskan nafas terakhirnya,  Jumat (29/11/2019). Kematian sang maestro itu menjadi kabar duka bagi seni rupa Tanah Air.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, maestro lukis Jeihan Sukmantoro wafat pukul jam 18.15 di studionya Jalan Padasuka 147 Bandung,” demikian pesan singkat Rois Am Majelis Sastra Bandung (MSB) Matdon.

Jeihan yang lahir pada 26 September 1938 di Surakarta, Jawa Tengah itu hampir sebulan terakhir terbaring di Rumah Sakit Borromeus. Kondisi kesehatan yang semakin memburuk membuatnya harus mendapat perawatan secara intensif sebelum akhirnya meninggal dunia.

Pelukis bergaya ekspresionisme ini mulai melukis sejak masih kecil. Dia belajar seni lukis di Himpunan Budaya Surakarta (HBS.)  Untuk memperluas wawasan, Jeihan pergi ke Bandung, Jawa Barat pada 1960. Dia mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Seperti dikutip dari Wikipedia, dia tidak pernah menyelesaikan pendidikannya di ITB karena sikapnya yang cenderung memberontak. Sikapnya ini karena dia pernah mengalami near death experience. Jeihan tidak mendapatkan pendidikan formal sampai menginjak usia 15 tahun. Dia pernah mengalami kecelakaan yang membuat ia tidak dapat mengikuti pendidikan sejak awal.

Kecelakaan itu hampir merenggut nyawanya dan menyebabkan dia cedera otak. Ketika itu, Jeihan diyakini sudah tidak bernyawa, tapi ia bangun sebelum dimakamkan. Peristiwa ini yang kemudian memengaruhi cara berpikirnya dan karya-karyanya.

Menurut beberapa kritikus seni, Jeihan memadukan alam mistik timur dengan alam analitis barat. Karyanya yang diam menceritakan aura meditatif. Tidak sedikit yang menafsirkan bahwa mata sepenuhnya dicat hitam pada lukisan Jeihan ini melambangkan kegelapan misteri di jalan manusia. Dia memadukan aura mistik timur dan mistik barat ke lukisannya.

Jeihan telah menyelenggarakan pameran lebih dari 100 kali, menerbitkan enam buku, serta memproduksi dua film dokumenter. Karya lukisnya ini banyak diminati para kritikus dan kolektor. Ia bahkan memiliki agen di Amerika, Australia, dan Eropa. Jeihan telah melukis sejumlah tokoh ternama, antara lain Mari Elka Pangestu dan Taufiq Kiemas.

Selain melukis, Jeihan juga membuat karya sastra berupa puisi. Dia lekat dengan gerakan puisi Mbeling. Salah satu puisinya yang berjudul “Doa” ditulis Jeihan pada 1970-an. Karyanya ini mendapat tanggapan, baik oleh beberapa kalangan penyair maupun kritikus sastra. [Zin]

Back to top button