Crispy

Mantan Paus Benediktus Diselidiki atas Dugaan Pelecehan Seks Anak

  • Josef Ratzinger, nama sipil mantan Paus Benediktus, adalah pemimpin Keuskupan Muenchen saat Pastor Peter Hullermann melecehkan anak-anak.
  • Firma Hukum MSW menyelidiki mantan Paus Benediktus atas kasus ini.
  • Mantan Paus Benediktus mengatakan tidak tahu sejarah Hullermann. Namun ketidak-tahuan bukan berarti bebas dari tanggung jawab.

JERNIH — Sebuah laporan penanganan pelecehan seks anak di Gereja Katolik berpotensi meledak, dengan mantan Paus Benediktus XVI di antara mereka yang menjadi sorotan.

Laporan itu, yang akan diterbitkan di Jerman, berisi analisis firma hukum Westpfahl Spilker Wastl (WSW) tentang bagaimana kasus pelecehan ditangani Keuskupan Agung Muenchen dan Freising antara 1945 sampai 2019.

Situs france24.com memberitakan Keuskupan Agung Muenchan mengatakan akan memeriksa apakah mereka yang bertanggung jawab memenuhi persyaratan umum, dan bertindak tepat dalam menangani kasus yang dicurigai dan kemungkinan menjadi pelaku.

Mantan Paus Benediktus, yang bernama sipil Josef Ratzinger, adalah Uskup Agung Muenchen 1997-1982. Selama periode kepemimpinannya, seorang pastor pedofilia — sekarang terkenal dengan nama Peter Hullermann — dipindahkan ke Muenchen dari Essen, Jerman Barat.

Di Essen, Hullermann dituduh melecehkan seroang anak laki-laki usia sebelas tahun. Di Muenchen, Hullermann kembali menjalani tugas-tugas kepastoran terlepas dari sejarahnya.

Tahun 1986, saat Ratzinger dipindah ke Vatikan, Hullermann dihukum karena melecehkan lebih banyak bocah dan dihukum penjara yang ditangguhkan.

Setelah divonis, Hullermann terus bekerja dengan anak-anak selama bertahun-tahun. Kasusnya diangap sebagai contoh paling tepat atas kesalahan penanganan pelecehan oleh gereja.

Ratzinger Membantah

Mantan Paus Benediktus membantah mengetahui sejarah Hullermann dalam pernyataan setebal 82 halaman sebagai tanggapan atas pertanyaan MSW.

Georg Gaenswein, juru bicara Ratzinger, mengatakan kepada Bild bahwa paus emeritus sangat memperhatikan nasib korban pelecehan dan sepenuhnya mendukung publikasi laporan itu.

Tahun 2013, Josef Ratzinger menjadi paus pertama dalam 600 tahun yang mengundurkan diri. Ia kini menjalani kehidupan terpencil di bekas biara di dalam lingkungan Vatikan.

Kelompok reformis Katolik Wir sind Kirche, atau Kami adalah Gereja, meminta mantan paus itu bertanggung jawab atas apa yang terjadi ketika memimpin Keukuskupan Muenchen.

“Pengakuan Ratzinger, melalui tindakan atau kelambanannya, pengetahuan dan ketidaktahuannya, secara pribadi dan profesiobal terlibat dalam penderitaan banyak anak-anak,” demikian pernyataan Wir sind Kirche. “Ia akan menjadi contoh bagi banyak uskup dan orang-orang yang bertanggung jawab lainnya.”

Gereja Katolik Jerman diguncang serangkaian laporan pelecehan seksual terhadap anak-anak dalam beberapa tahun terakhir. Pelecehan itu meluas, dan seolah nyaris tidak ditangani.

Sebuah studi yang dilakukan Konferensi Waligereja Jerman pada 2018 menyimpulkan 1.670 pastor melakukan beberapa bentuk serangan seksual terhadap 3.677 anak di bawah umur antara 1946-2014.

Namun jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Laporan lain yang diterbitkan tahun lalu mengungkap cakupan pelecehan yang dialkukan para imam di Keuskupan Koln, Jerman. Kardinal Reinhard Marx, uskup agung Muenchen dan Freising saat ini, tahun lalu mengajukan pengunduran diri kepada Paus Fransiskus atas kegagalan institusional dan sistemik gereja menangani skandal pelecehan seks anak.

Namun Paus Fransiskus menolak permintaannya, dan mendesak kardinal yang dikenal dengan reformasinya tetap membantu membentuk perubahan di Gereja Katolik.

Sebagai Uskup Agung Muenchen sejak 2007, Marx juga berada dalam pengawasan dalam laporan MSW. Friedrich Wetter, yang memegang peran itu dari tahun 1982 hingga 2007, juga masih hidup.

Skandal pelecehan ini menggagalkan upaya Gereja Katolik mempelopori reformasi yang lebih luas di Jerman.

Back to top button