Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hasut Militer untuk Gulingkan Ferdinand Marcos Jr
- Rodrigo Duterte, dalam percakapan tengah malam, menantang militer untuk tidak lagi memtuhi Ferdinand Marcos Jr.
- Jika militer menggulingkan Marcos Jr, Sara Duterte berpeluang naik sebagai presiden.
JERNIH — Sekretaris Eksekutif Pemerintah Filipina Lucas Bersamin menuduh mantan presiden Rodrigo Duterte menghasut militer untuk menggulingkan Presiden Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr dan menaikan Sara Duterte — kini wakil presiden — menjadi presiden.
“Tidak ada motif lebih egois daripada menyerukan agar presiden yang sedang menjabat digulingkan, sehingga putri Rodrigo Duterte dapat mengambil alih,” kata Bersamin seperti diktuip Philippines Star.
Duterte, masih menurut Bersamin, akan melakukan cara-cara jahat, seperti menghina angkatan bersenjata profesional Filipina, meminta mereka mengkhianati sumpah mereka, agar rencana berhasil.
Bersamin merujuk pada pembicaraan larut malam, Selasa 26 November, ketika Duterte menantang militer dengan bertanya apakah masih bersedia mengikuti Marcos Jr. Saat itu, Duterte menyebut Marcos Jr dengan embel-embel pecandu narkoba.
“Mantan presiden harus menghormati konstitusi, bukan melanggarnya,” kata Bersamin. “Ia harus berhenti bersikap tidak bertanggung jawab seperti yang telah dilakukannya.
Menurut Bersmin, pemerintah Filipina kan setia pada konstitusi. Negara, katanya, akan bertindak tegas melawan semua upaya dan tantangan yang melanggar hukum.
Entah berapa kali Duterte menyebuat Marcos Jr pecandu narkoba. Marcos Jr tidak pernah menanggapi serius, dan balik menuduh Duterte mengkonsumsi terlalu banyak fentanil — obat kuat yang digunakan sebagai analgesik dan obat bius, dan biasanya dicampur heroin.
Duterte berkepentingan menjadikan putrinya; Sara Duterte, presiden Filipina. Sebab, hanya dengan cara itu Duterte terhindar dari tanggung jawab ribuan pembunuhan bandar dan pengedar narkoba selama menjabat sebagai presiden.
Pemakzulan
Di sisi lain, Sara Duterte menghadapi kemugkinan pemakzulan akibat ulahnya menebar ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr, Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan ketua parlemen Martin Romualdez.
Sara Duterte sedang berupaya menghindar dengan mengatakan tidak pernah menggunakan kata ‘assassin’ dalam konferensi pers tengah malam. Ia juga mengatakan apa yang diucapkannya bukan ancaman pembunuhan tapi hipotetis.
Menurut Sara Duterte, ia menggunakan kata ‘jika saya mati’. Artinya, menurut Sara Duterte, dirinya juga terancam tapi tidak yang peduli. Ancaman pemunuhan, menurut Sara Duterte, datang dari Martin Romualdez. Klaim itu dibantah.
Kini, otoritas keamanan Filiina masih melakukan penyelidikan. Biro Investigasi Nasional (NBI) memimpin pencarian terhadap pembunuh bayaran yang dihubungi Sara Duterte.
NBI juga telah memanggil Sara Duterte untuk menjelaskan pernyataannya. Departemen Kehakiman mengatakan mantan walikota Davao City itu kemungkinan menghadapi banyak tuduhan, termasuk penghasutan.