Mantan Presiden Iran Mohammad Khatami Dukung Aksi Protes: Kebebasan tidak Boleh Diinjak
- Bertahun-tahun Mohammad Khatami yang reformis dibungkam.
- Kini, dia bersuara mendukung aksi protes atas kematian Mahsa Amini.
JERNIH — Mantan presiden Iran Mohammad Khatami menyuarakan dukungan untuk gerakan protes yang dipicu kematian Mahsa Amini, gadis Kurdi usia 22 tahun yang tewas di tangan polisi moral.
“Kebebasan dan keamanan tidak boleh saling bertentangan,” katanya dalam pernyataan yang dikutip kantor berita ISNA, Selasa 6 Desember, jelang peringatan Hari Pelajar.
“Kebebasan tidak boleh diinjak-injak untuk menjaga keamanan,” lanjutnya. “Dan keamanan tidak boleh diabaikan atas nama kebebasan.”
Aksi protes yang berlangsung hampir tiga bulan, dan terjadi di sekujur Iran, menggunakan slogan; perempuan, hidup, dan kebebasan. Khatami menyebut slogan yang digunakan pedemo itu indah.
Protes dipicu kematian Mahsa Amini di tangan polisi moral Iran. Amini ditangkap karena dianggap berpakaian tak layak menurut interpretasi hukum Islam.
Pihak berwenang Iran berupaya menahan aksi protes tidak menyebar ke sekujur negeri, dengan menangkap peserta aksi serta publik figur yang menyuarakan dukungan.
Khatami, reformis yang menjabat presiden Iran 1997-2005, secara efektif dibungkam pemerintah selama bertahun-tahun. Kini, dia muncul mendukung gerakan itu.
Ia juga menentang penangkapan mahasiswa yang berada di garis depan gerakan protes yang meletus sejak 16 September, setelah terdengar kabar kematian Mahsa Amini.
Khatami meminta pejabat membantu mahasiswa mengenali aspek pemerintahan yang salah. “Ini harus dilakukan sebelum terlambat,” katanya.
Khatimi dilarang tampil di muka publik setelah protes massal yang dipicu sengketa pemilu, dan kemenangan kembali Mahmoud Ahmadinejad tahun 2009.