Mantan Raja Yunani Constantine II Meninggal Dunia di RS Swasta
- Ia naik takhta di usia muda, dikendalikan sang ibu, dan digulingkan lewat kudeta militer.
- Sampai hari-hari terakhirnya Consntantine masih menyebut diri raja Yunani dan memanggil anak-anaknya pangeran dan putri.
JERNIH — Constantine II, mantan raja terakhir Yunani, meninggal dunia di RS Hygeia di Athena pada usia 82 tahun.
Dokter di RS Hygeia mengatakan kepada The Associated Press bahwa Constantine meninggal Selasa malam 10 Desember 2023 setelah dirawat di unit perawatan intensif. Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai penyebab kematian mantan raja dan peraih medali emas Olimpiade itu.
Naik takhta tahun 1964 pada usia 23 tahun, Constantine II adalah raja muda sangat populer. Sebelum menjadi raja, ia adalah perih medali emas Olimpiade cabang olahraga layar.
Tahun berikut Raja Constantine II mengabaikan dukungan dengan terlibat aktif dalam intrik yang menjatuhkan pemerintahan PM George Papandreou. Situasi itu menggoyahkan tatanan konstitusional dan memicu kudeta militer 1967.
Raja Constantine II akhirnya berselisih dengan penguasa militer dan diasingkan. Kediktatoran militer menghapus monarki tahun 1973. Tahun berikut digelar referendum, yang memupus harapan Raja Contantine II untuk kembali bertakhta.
Dalam beberapa dekade berikut Contantine, yang tidak lagi raja, melakukan kunjungan singkat ke Yunani dan kerap menimbulkan badai politik. Tahun-tahun terakhir di hari tua ia menetap di Yunani dan tidak lagi menjadi figur kontroversia.
Lahir 2 Juni 1940 di Athena dari Pangeran Paul — adik laki-laki Raja George II dan pewaris tahkta — dan Putri Frederica dari Hanover. Sophia, kakak perempuan Contantine, adalah istri mantan Raja Spanyol Juan Carlos I.
Pangeran Philip, mendiang Duke of Edinburgh dan suami mendiang Ratu Elizabeth II, adalah paman Constantine.
Keturunan Christian IX dari Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg cabang Denmark, memerintah Yunani sejak 1863, terlepas dari jeda republik selama 12 tahun antara 1922-1935.
Sebelum ulang tahun pertana Constantine, keluarga kerajaan melarikan diri dari Yunani akibat invasi Jerman dalam Perang Dunia II. Mereka melanjutkan hidup di Alexandria, Mesir, Afrika Selatan, dan kembali ke Alexandria.
Raja George II kembali ke Yunani tahun 1946, setelah referendum yang disengketakan, tapi meninggal beberapa bulan kemudian. Raja Paul I naik takhta dan meninggal tahun 1964.
Hubungan PM Papandreou dan Contantine semula baik-baik saja, tapi memburuk karena sang raja ingin memegang kendali atas angkatan bersenjata. Papandreou akhirnya menuntut diangkat sebagai menteri pertahanan.
Perseteruan keduanya meruncing, yang membuat Papandreou mengundurkan diri Juli 1965.
Belakangan semua tahu konflik itu tidak dipicu oleh Constantine, tapi Ratu Frederica — sang ibu. Ketika Constantine menunjuk pemerintahan baru, terdiri dari pembelot sentris di parlemen, publik segera tahu siapa berada di balik semua itu.
“Orang-orang tidak menginginkanmu. Bawa ibumu dan pergi,” demikian seruan protes yang mengguncang Yunani pada musim panas 1965.
Constantine berusaha berdamai dengan Papandreou, tapi semuanya terlambat. Ia mencoba menyelamatkan kekuasannya lewat bantuan perwira tinggi, tapi perwira menengah terlanjur solid dan mendahului.
Pada 13 Desember 1967, Contantine dan keluarganya terbang ke Kavala dan mendirikan pemerintahan. Kudeta balasan yang dipersiapkan Constantine untuk mengakhiri kediktatoran militer gagal.
Constantine melarikan diri ke Roma dan tidak pernah kembali sebagai raja yang memerintah. Yunani secara resmi menghapus monarki pada 1 Juni 1973. Sebuah plebisit Juli 1973, yang secara luas dianggap curang, membenarkan keputusan itu.
Sampai hari-hari terakhir sebelum kematiannya, Constantine masih menyebut diri raja dan anak-anaknya pangeran dan putri. Padahal, Yunani tidak lagi mengakui semua gelar bangsawan.
Ia juga tidak punya apa-apa lagi di Yunani, setelah tahun 1994 pemerintahan sosialis mencabut kewarga-negaraannya dan merampas semua properti keluarga kerajaan.