Mari Berakhir Pekan Nikmati Soto Betawi

Soto Betawi yang terpengaruh dari tiga budaya, kini jadi warisan budaya tak benda Jakarta. Ada empat warung atau resto yang wajib Anda cicipi kegurihan kuah dan empuknya daging soto.
JERNIH – Asal-usul Soto Betawi tidak bisa dilepaskan dari peran berbagai kelompok etnis yang mendiami Batavia sejak awal abad ke-20. Pengaruh utama datang dari tiga budaya.
Dari Tionghoa dimana istilah “soto” sendiri diyakini berasal dari dialek Hokkian, yaitu “caudo” atau “cautu”, yang berarti jeroan berempah. Pedagang Tionghoa membawa masakan berkuah yang kemudian diadopsi oleh masyarakat lokal.
Lantas dari Arab dan India. Aroma rempah yang kuat dan penggunaan minyak samin dalam Soto Betawi menunjukkan adanya pengaruh kuliner dari Timur Tengah dan India. Rempah-rempah seperti jintan, kapulaga, dan cengkih menjadi ciri khas yang membedakannya dari soto lain di Indonesia.
Budaya Belanda ikut mewarnai ketika masa kolonial, santan dan susu menjadi bahan umum dalam masakan. Penggunaan kuah santan, atau bahkan susu, dalam soto Betawi diperkirakan muncul pada era ini, menciptakan kuah yang kental dan creamy. Versi soto tangkar, yang menggunakan iga sapi, juga muncul karena keterbatasan masyarakat Betawi untuk mendapatkan daging sapi berkualitas, yang pada masa itu lebih banyak dikonsumsi oleh penjajah.
Meskipun hidangan soto sudah ada sejak lama, sebutan “Soto Betawi” baru populer sekitar tahun 1970-an. Seorang penjual soto bernama Lie Boen Po, yang berjualan di Kemanggisan dan kemudian di THR Lokasari, adalah sosok yang mempopulerkan dan pertama kali menggunakan nama tersebut. Sebelum itu, para penjual soto hanya menggunakan nama pribadi, seperti “Soto Kaki Pak Musang”.
Ketika Lie Boen Po meninggal pada 1991, nama “Soto Betawi” justru semakin menyebar luas dan menjadi sebutan umum untuk jenis soto berkuah kental ini. Penggunaan nama yang sederhana dan mudah diingat ini membuat hidangan tersebut melekat erat dengan identitas Jakarta.

Seiring waktu, Soto Betawi terus berevolusi. Dari yang awalnya menggunakan daging dan jeroan sapi, kini banyak variasi yang menggunakan ayam atau daging kambing. Kuah soto juga memiliki dua aliran, yaitu kuah santan yang kaya rempah dan kuah susu yang lebih ringan. Varian kuah susu menjadi tren baru yang memberikan pengalaman rasa berbeda bagi penikmatnya. Didampingi kondimen emping, acar timun dan wortel serta kucuran jeruk limau makin menjelaskan identitas ke-sotoan-nya.
Eksistensi Soto Betawi sebagai warisan kuliner ibu kota diakui secara resmi pada 2016, ketika hidangan ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Provinsi Jakarta. Pengakuan ini menegaskan posisi soto Betawi sebagai simbol harmoni dan akulturasi budaya yang kuat dalam masyarakat Betawi.
Setidaknya tercatat empat soto Betawi legendaris di Jakarta. Catat dan segera tancap gas ke lokasi berikut;
Soto Betawi H. Ma’ruf
Berdiri sejak 1940-an, warung ini dikenal sebagai salah satu pionir Soto Betawi. Resep turun-temurun dengan kuah santan kental menjadikannya favorit banyak tokoh penting Indonesia.

Buka pada pukul 09.00-20.30 WIB untuk beberapa cabang; selalu buka setiap hari di sebagian besar cabang. Harga berkisar antara Rp 40.000 – Rp 65.000 tergantung pilihan isian (daging, campur, sate, dsb).

Lokasi:
- Cabang Menteng: Jl. RP. Soeroso No. 36A (Gondangdia Lama), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat
- Cabang-Pramuka: Jl. Pramuka No. 64, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur
- Cabang Tebet: Wisma Tebet Raya, Jl. Tebet Raya No.23, Tebet Timur, Jakarta Selatan
- Cabang TIM (Taman Ismail Marzuki): Jl. Cikini Raya No.8, RT.8/RW.2, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat
Soto Betawi H. Husen / H. Husein
Dikenal dengan kuah yang kental dan daging empuk, Soto Betawi H. Husen sudah menjadi destinasi kuliner legendaris sejak puluhan tahun lalu. Penggemarnya loyal karena rasanya yang konsisten.

Buka pagi sampai siang: 07.00 – 14.00 WIB, tutup hari Jumat. Harga di bawah Rp 50.000 per orang untuk porsi reguler, harga bisa lebih tinggi untuk tambahan isian.

Lokasi:
Jl. Padang Panjang No. 6C (dan No. 6B-6C), Manggarai, Jakarta (Dekat Pasar Manggis)
Soto Betawi Roxy H. Darwasa
Sudah berdiri sejak tahun 1948, dipelopori oleh seorang bernama H. Darwasa. Awalnya jualan keliling dengan pikulan, kemudian berkembang menjadi warung tetap, hingga akhirnya menjadi rumah makan yang dikenal sampai sekarang.

Harga sekitar Rp 45.000 per porsi untuk soto Betawi lengkap dengan isian dan daging. Buka Senin ‒ Sabtu sekitar 07.00 ‒ 14.30 WIB.

Lokasi:
Jl. Tidore No.2, Roxy, Jakarta Barat.
Soto Betawi Bang Sawit
Warung ramai ini sudah berdiri lebih dari 30 tahun. Soto Betawinya terkenal karena porsi daging melimpah dan kuah gurih mantap.

Buka setiap hari pukul 07.00-22.00 WIB. Mulai sekitar Rp 27.500 per porsi menurut beberapa sumber.

Lokasi:
Epicentrum Walk, Lantai Ground, Jl. HR Rasuna Said, Karet Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan.(*)
BACA JUGA: Berkenalan dengan Keroket Menggale, Kuliner Belitung Warisan Pekerja Tambang Timah
