Crispy

Maroko Diguncang Gempa Susulan 3,9 SR Saat Penduduk Shalat Gaib

  • Shalat Gaib atas perintah Raja Muhammad VI dilaksanakan di seluruh masjid di Maroko.
  • Belum ada laporan berapa korban tewas atau terluka akibat gempa susulan.

JERNIH — Maroko, Minggu 10 September, diguncang gempa susulan 3,9 skala Richter saat sebagian besar warga menggelar shalat gaib dan mendoakan 2.122 korban tewas.

Shalat Gaib untuk para korban dilaksanakan atas perintah Raja Muhammad VI, dan dilaksanakan di seluruh masjid di sekujur Maroko. Shalat Gaib, menurut pengumuman yang dirilis situs Le Matin, dilaksanakan dzuhur.

Meski getaran tak sekeras gempa pertama pada Jumat 8 September, sejumlah peserta shalat berhamburan ke luar masjid. Sebagian lainnya berusaha bertahan dan menunaikan shalat sampai akhir, yang dilanjutkan dengan doa bersama.

Belum ada kabar gempa susulan itu menyebabkan lebih banyak kerusakan dan menambah korban jiwa. Yang pasti, gempa susulan — meski relatif berskala kecil — cukup untuk merobohkan bangunan dengan struktur yang rapuh akibat gempa pertama.

Korban tewas diperkirakan masih akan bertambah karena belum semua desa-desa terpencil di Pegunungan Atlas tersentuh tim pencari. Masyarakat berusaha menggali puing bangunan yang runtuh dengan peralatan sekedarnya, yang menyebabkan pencarian korban tewas atau terkubur hidup-hidup menjadi sulit.

Pernyataan resmi pemerintah Maroko menyebutkan korban luka bertambah menjadi 2.421, dengan ratusan di antaranya dalam keadaan kritis.

Mengutip PBB, situs EuroNews memperkirakan 300 ribu orang terkena dampak gempa Jumat 8 September malam. Di kota-kota yang terkena guncangan, warga masih menghabiskan malam hari dengan tidur di tempat terbuka.

Korban gempa yang kehilangan harta benda dan rumah juga mulai mengeluhkan minimnya bantuan. Pemerintah Maroko juga tidak mengizinkan lebih banyak bantuan dari luar negeri. Padahal, kru internasional telah siap memasuki Maroko.

“Kami tahu ada urgensi besar untuk menyelamatkan orang-orang dan menggali reruntuhan bangunan,” kata Arnaud Fraisse, pendiri Rescuers Without Borders, yang kini menunggu lampu hijau Maroko di Paris.

“Ada banyak yang sekarat di bawah reruntuhan dan kami tidak dapat melakukan apa pun untuk menyelamatkan mereka,” lanjut Fraisse.

Back to top button