Masjid Al Aqsa Resmi Dibuka Kembali
Yerusalem — Kompleks Masjid Al Aqsa dibuka kembali untuk jamaah, setelah dua bulan ditutup akibat pandemi virus korona.
Dewan Wakaf Islam, yang mengawasi situs-situs Muslim di Yerusalem, melepas barikade sekeliling masjid. Namun, Dewan Wakaf Islam yang ditunjuk Yordania memberlakukan beberapa tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko penularan di situs suci ketiga umat Islam itu.
Para jamaan harus mengenakan masker dan membawa sajadah dari rumah.
Meneriakan Allah Maha Besar dan kami akan melindungi Al Aqsa dengan jiwa dan darah, puluhan Muslim berkumpul di depan pintu kayu besar. Omar al-Kiswani, direktur masjid, menyambut masyarakat dan berterima kasih atas kesabaran mereka.
“Setelah membuka masjid, saya merasa bisa bernafas leba lagi,” kata Al Kiswani.
“Terima kasih ya Allah,” ujar seorang warga Yerusalem bernama Umm Hisham, dengan mata berkaca-kaca saat memasuki masjid untuk shalat subuh.
Bulan lalu, secara resmi tidak ada tarawih sepanjang Ramadhan. Namun, puluhan penduduk tetap berdatangan dan shalat tarawih di luar masjid dengan menerapkan prosedur jaga jarak.
Semua itu dilakukan untuk satu hal, menjaga tradisi. Muslim Yerusalem tidak ingin Masjid Al Aqsa sepi meski hanya satu hari.
Masjid Al Aqsa dipercaya menjadi titik berangkat Rasulullah ke langit ketujuh. Bagi umat Yahudi, situs ini dikenal sebagai Temple Mount, dan dipercaya sebagai kuil kedua dalam Taurat.
Minggu pagi, sekelompok Yahudi Orthodox — dikawal polisi Israel — memasuki kompleks masjid melalui pintu masuk pengunjung yang berdekatan dengan Tembok Barat Yudaisme yang suci.
Muslim mengenal tembok itu sebagai Haram al-Sharif. Sebelum 1967, situs ini di bawah pengawasan Yordania, penguasa Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Pembukaan Al Aqsa berbarengan dengan penurunan jumlah kasus virus korona di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Israel melaporkan 17 ribu kasus, dengan 284 kematian. Di Tepi Barat dan Gaza hanya terdapat 500 kasus, dengan tiga kematian.