Mayoritas Rakyat Rusia Tidak Ingin Gunakan Vaksin Sputnik V
- Hanya 42 persen rakyat Rusia bersedia divaksinasi menggunakan Sputnik V.
- Sebanyak 52 persen menolak, dan lainnya tak menjawab pertanyaan tim survei.
Moskwa — Presiden Vladimir Putin bangga Rusia menjadi yang pertama memiliki vaksin Covid-19, tapi mayoritas rakyatnya tidak ingin divaksinasi dengan Sputnik V.
Survei terbaru menunjukan hanya 42 persen rakyat Rusia ingin diimunisasi dengan Sputnik V, vaksin yang dikembangkan Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan masih harus melewati uji tahap ketiga di lima negara.
Pada 11 Agustus 2020 lalu Presiden Putin mengumumkan Rusia mendaftarkan Sputnik V sebagai vaksin Covid-19 pertama di dunia. Vaksin akan tersedia di pasar mulai Januari 2021, namun harus disuntikan ke guru dan pekerma medis terlebih dulu.
Negara-negara Barat mengkritik Rusia, yang dianggap tergesa-gesa mengumumkan vaksin. Banyak pakar mengatakan Sputnik V, vaksin yang dikembangkan sedemikian cepat, belum terbukti aman.
WCIOM, lembaga survei milik negara, menggelar survei untuk mengetahu respon masyarakat. Sebanyak 42 persen responden menjawab ya ketika ditanya apakah bersedia divaksinasi dengan Sputnik. Sebanyak 52 persen menjawab tidak, dan sisanya tak menjawab.
“Ini kasus menarik untuk memahami keadaan masyarakat saat ini,” kata Valery Fedorov, kepala WCIOM, kepada Russia Today. “Kami ingin jaminan tidak tertular, namun sebagian besar tidak berencana divaksinsi. Masyarakat takut, dan tidak percaya pada vaksin itu.”
Beberapa hari lalu muncul kabar Rusia akan menggelar uji Fase III Sputnik di lima negara. Saudi Arabia disebut-sebut akan berpartisipasi. Belakangan Arab Saudi mengatakan hanya akan menggunakan vaksin yang terbukti aman.