Crispy

Media Israel: PM Netanyahu Takut Ditangkap Pengadilan Kriminal Internasional

  • Ketakutan itu diperlihatkan dengan meminta pejabat AS mencegah ICC mengeluarkan perintah penangkapan.
  • Selain PM Netanyahu, dua lainnya yang kemungkinan ditangkap ICC adalah menteri keuangan dan kepala staf.

JERNIH — Maariv, surat kabar Israel, memberitakan PM Benjamin Netanyahu khwatir Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat penangkapan atas dirinya dan meminta bantuan AS.

Al Mayadeen, mengutip Maariv, memberitakan PM Netanyahu mengatakan pembicaraan pribadi dengan pejabat AS dan meminta Washington mencegah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Kekhawatiran itu, menurut Maariv dan dikutip Al Mayadeen, menunjukan keyakinan umum ICC akan mengeluarkan surat perintah penangkapan tidak dapat dihindari dan mungkin berdampak tidak hanya pada PM Netanyahu tapi juga menteri keamanan dan kepala staf militer.

Awal pekan ini Jenderal Pasukan Cadangan Israel Itzhak Brik mengatakan dalam opini yang diterbitkan Maariv bahwa Israel harus menyatakan perang di Gaza berakhir karena mereka benar-benar kalah.

Brik menambahkan sirkus sebenarnya yang membahayakan Israel di wilayah pendudukan adalah koalisi Netanyahu, Gantz, Gallant, dan Halevi.

Mengenai rencana menyerang Rafah, Brik mengatakan Israel tidak dapat sepenunya mengalahkan Hamas. Serangan militer ke Rafah tidak akan memperbaiki peluang. Brik juga mengulangi kekalahan Israel dengan mengatakan; “Kami benar-benar kalah, seandainya Anda belum memahaminya.”

Jenderal Itzhak Brik juga mengatakan Netanyahu lebih tertarik pada pemerintahan ketimbang perang, dan memanfaatkan tekanan Menteri Keuangan Bezalzel Smotrich dan Menteri Kepolisian Itaman Ben Gvir.

“Netanyahu itu orang yang mengikuti arus bencana,” kata Brik.

Senada dengan Maariv, surat kabar Haaretz sebelumnya mengkritik Netanyahu dan menggambarkannya sebagai ahli kegagalan di berbagai bidang. Netanyahu tidak hanya gagal memenangkan perang di Gaza, tapi juga memperbaiki diplomasi dan ekonomi.

Menurut Haaretz, setelah perang berkepanjangan, prioritas utama Israel adalah pemulangan tawanan meski harus mengorbankan gencatan senjata dan pembebasan ribuan tahanan Palestina. Atau, Netanyahu akan melihat penggulingan Israel.

Back to top button