Media Siber, Berperan Penting di Era Covid-19
JAKARTA – Media massa khususnya media siber yang berbasis internet, memainkan peranan sangat penting di era pandemi Covid-19. Karenanya, reportase berkualitas atau good quality journalism yang dihasilkan media siber sangat dibutuhkan pemerintah dan masyarakat luas agar peta penyebaran dan penanggulangan dampak Covid-19 bisa tepat sasaran.
Hal itu disampaikan ekonom, Gita Wirjawan dalam pertemuan dengan Ketua Umum Terpilih Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa di Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Gita mengapresiasi pembentukan JMSI. Karena itu, menyatakan bersedia membantu dan duduk di jajaran Pengurus Pusat JMSI sebagai Ketua Dewan Pembina.
Menurut Gita, pembentukan organisasi perusahaan media siber ini, memperlihatkan itikad dan tekad pemilik dan pengelola media siber di seluruh Indonesia untuk tumbuh menjadi institusi yang profesional.
“Good quality journalism inilah yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pembaca dan mitra media siber. Ini juga yang dapat membedakan media siber dengan sosial media yang sering kali memproduksi hoax dan ujaran kebencian,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menekankan penting kualitas yang merupakan prasyarat tumbuhnya kepercayaan pembaca dan mitra media siber di tengah lanskap komunikasi yang sangat bebas saat ini.
“Cara terbaik menghadapi persaingan yang semakin terbuka adalah dengan terus meningkatkan kualitas,” kata dia.
Tak hanya soal media, Gita juga menyampaikan pandangannya terkait situasi Covid-19 dan dampaknya pada berbagai sektor, terutama ekonomi.
Ia menyayangkan insentif untuk UMKM yang masih sangat kecil. Begitu juga dengan dana bansos yang disalurkan ke kelompok masyarakat penerima. Karenanya, berharap pemerintah dalam waktu singkat dapat melakukan pemetaan yang lebih baik, sehingga berbagai insentif yang disiapkan pemerintah dapat mengenai semua elemen masyarakat yang terdampak.
“Covid-19 ini bersifat anti diskriminasi. Siapa pun terkena dampaknya. Tidak membedakan strata ekonomi dan sosial. Karena sifatnya yang anti diskriminasi ini maka semestinya kebijakan untuk menanggulangi dampak Covid-19 juga tidak boleh diskriminasi,” kata Gita. [Fan]