Crispy

Menantu Menteri Luhut Punya Peluang Besar Jabat Panglima Kostrad?

Kans Maruli mengemban amanat sebagai pangkostrad pun dinilai cukup besar. Faktor politik sebagai menantu Luhut dianggap akan menjadi modal besar bagi Maruli ‘mengalahkan’ para seniornya untuk mendapatkan tongkat komando pucuk pimpinan Kostrad.

JAKARTA – Sejumlah nama perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat, termasuk Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, kini masuk dalam bursa calon Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, itu semakin banyak dibicarakan usai Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa memastikan kursi Pangkostrad diisi mayor jenderal TNI.

Pengamat militer Beni Sukadis mengatakan, calon panglima Kostrad tentu harus dilihat dari pengalaman, kapabilitas, dan akseptabilitas. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman penugasan komanda utama (Kotama), baik di wilayah atau teritorial, maupun di pusat.

“Kalau bicara calon panglima Kostrad tentu harus dilihat dari pengalaman, kapabilitas dan akseptabilitas,” ujarnya di Jakarta, Selasa (18/1). Ia menambahkan, untuk unsur kapabilitas dapat dilihat dari aspek kepemimpinan, wawasan, dan manajemen organisasi.

“Kemudian akseptabilitas artinya bisa diterima oleh pimpinan dan anak buah. Nah faktor akseptabilitas dalam arti diterima (disukai) menjadi faktor keberuntungan bagi kandidat Pangkostrad terutama bisa diterima oleh pimpinan politik dan militer,” kata dia.

Menurut dia, menantu Menteri Luhut memiliki peluang terpilih sebagai pangkostrad menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) . Hanya saja kans Maruli akan datang jika faktor politik yang menjadi pertimbangannya.

“Dari sisi keorganisasian memang seharusnya mengikuti meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki prestasi dan kemampuan, (mereka yang seharusnya) memiliki kans menjadi pangkostrad,” katanya.

“Namun seperti kita ketahui dengan kosong jabatan Pangkostrad selama dua bulan tentu menimbulkan spekulasi publik, ada tarik-ulur dalam penunjukannya,” lanjutnya.

Jika spekulasi itu benar terjadi, kans Maruli mengemban amanat sebagai pangkostrad pun dinilai cukup besar. Faktor politik sebagai menantu Luhut dianggap akan menjadi modal besar bagi Maruli ‘mengalahkan’ para seniornya untuk mendapatkan tongkat komando pucuk pimpinan Kostrad.

“Jika faktor pilihan politik subyektif menjadi pertimbangan kebutuhan tertentu dari pimpinan politik, maka Maruli bisa saja terpilih,” kata dia.

Disamping itu, perwira tinggi yang cocok untuk dipilih sebagai Pangkostrad seharusnya datang dari angkatan (lulusan Akmil) tahun 1989-1991. Hal tersebut lantaran Jenderal Dudung, Pangkostrad sebelumnya, merupakan angkatan tahun 1988.

Karena itu, beberapa senior Mayjen Maruli dinilai lebih cocok untuk mengisi kekosongan posisi Pangkostrad, seperti Mayjen Agus Subiyanto (Pangdam III/Siliwangi), Mayjen I Nyoman Cantiasa (Pangdam XVIII/Kasuari), dan Mayjen Teguh Pujo Rumekso (Pangdam Mulawarman).

Back to top button