Menhan Korsel: Kim Jong-un dan Pejabatnya Harus Dibunuh
- Kementerian Pertahanan Korsel memberikan tugas ini kepada Komando Perang Khusus AD Korsel.
- Rencana pembunuhan Kim Jong-un adalah bagian dari skenario pembalasan besar-besaran jika Korut mengawali perang.
JERNIH — Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel) Shin Won-sik menyerukan pembunuhan Kim Jong-un dan sejumlah pejabat tinggi Korea Utara (Korut) jika terjadi perang lagi di Semenanjung Korea.
“Jika Kim Jong-un memulai perang, Komando Perang Khusus Angkatan Darat Korsel harus melenyapkan jajaran kepemimpinan musuh,” kata Menhan Shin Won-sik saat berkunjung ke unit komando tenggara Korsel di Incheon. “Kalian harus melakukan persiapan menjalankan tugas itu.”
Korsel memiliki Korea Massive Punishment and Retaliation (KMPR), doktrin pertahanan Korsel untuk melancarkan serangan balasan yang melemahkan sebagai respons terhadap serangan pendahuluan Korut. Dalam doktrin inilah terdapat skenario pembunuhan Kim Jong-un jika perang terjadi.
KMPR, menurut Menhan Shin Won-sik, adalah bagian dari sistem tiga sumbu Seoul untuk mencegah perang baru dengan Pyongyang — yang mencakup pencegahan peluncuran rudal Korut dan menembak jatuh rudal yang sedang terbang.
Kunjungan Menhan Shin ke unit komando adalah bagian dari latihan militer dengan sandi Perisai Kebebasan yang sedang berlangsung. Latihan melibatkan militer AS.
Kim Jong-un menyebut latihan Korsel-AS sebagai persiapan menginvasi Korut dan memprovokasi Jepang. Tuduhan yang kerap dilontarkan Kim karena Korsel dan Korut secara teknis berperang selama tujuh dekade, karena Perang Korea 1950-1953 tidak diakhiri perjanjian damai tapi dihentikan gencatan senjata.
Dalam latihan terbaru Korsel-AS, pasukan kedua negara berupaya menyusup ke fasilitas komando utama Korut dan melumpuhkannya. Kantor berita Yonhap mengatakan Komando Perang Khusus Angkatan Darat Korsel mengatakan pihaknya bersiap menghadapi provokasi Korut, termasuk serangan teroris.
“Kami akan mengambil tindakan, menekan mereka dengan keras, dan menghukum mereka sampai akhir,” demikian pernyataan resmi Komando Perang Khusus Angkatan Darat Korsel.