Meski Banyak Komplain Cina Tetap Berlakukan Tes Usap Anal
Mereka juga berpendapat, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.
JERNIH-Pemerintah Cina memberlakukan aturan baru bagi wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa kota di Cina. Mereka akan diminta untuk melakukan tes usap anal untuk mendeteksi Covid-19.
Menurut para dokter di Cina, tes anal dapat mendeteksi pembawa virus corona yang mungkin tidak menunjukkan gejala atau yang hanya memiliki gejala ringan yang pulih dengan cepat.
Mereka juga berpendapat, virus corona dapat dideteksi dalam tinja lebih lama daripada di hidung dan tenggorokan.
“Beberapa pasien tanpa gejala atau mereka dengan gejala ringan pulih dengan cepat dari COVID-19, dan mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini,” kata dokter penyakit menular di Tiongkok, Li Tongzeng kepada CNN, pada Minggu (7/3/2021).
Namun pemberlakuan tes anal tersebut mendapat banyak komplain baik dari luar Cina maupun oleh warga Cina sendiri.
Dilansir Livescience, pejabat di Jepang beberapa hari lalu mengeluhkan warganya harus melalui tes tersebut pada saat warga Jepang tersebut tiba di Cina. Menurut pejabat Jepang tersebut warganya mengalami sakit psikologis yang hebat.
Demikian juga beberapa diplomat Amerika Serikat yang diminta untuk mengikuti tes, mengeluhkan aturan itu.
Dari dalam negeri Cina sendiri banyak keluhan terkait aturan tersebut. Bahkan menurut Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, meyakini jika tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernafasan bukan melalui feses.
“Ada kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang,” kata Yang.
Yang mengingatkan jika tujuan tes ini untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, maka tes hidung tenggorokan akan bekerja paling baik.
Demikian juga para ahli kesehatan di luar Cina juga mempertanyakan praktik tes usap anal.
Menurut The New York Times, jika hasil tes usap anal positif, tetapi tidak pada tes hidung atau tenggorokan kemungkinan tidak akan menulari orang lain.
“Apabila seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu,” kata profesor kesehatan masyarakat di University of Hong Kong, Benjamin Cowling kepada Times.
Pada Januari lalu, lebih dari 1.000 siswa dan guru di sebuah distrik sekolah di Beijing dites baik itu di anal maupun hidung. (tvl)