Crispy

Mudik ke Jabar? Manfaatkan Aplikasi SiManis dalam Perjalanan Anda

SiManis menyajikan jalur mudik di seluruh wilayah Jabar, dari mulai jalur alternatif, jadwal keberangkatan kereta api, pesawat terbang, hingga informasi seputar terminal. Termasuk kapasitas pengunjung lokasi wisata yang diperbarui setiap satu jam sekali.

JERNIH – Dinas Perhubungan Jabar menyiapkan aplikasi khusus untuk melayani pemudik baik yang akan keluar atau masuk ke wilayah Jabar. Termasuk informasi seputar kondisi jalan dan destinasi wisata di Jabar.

Simanis atau Sistem Informasi Jalan dan Wisata (SiManis) menyajikan jalur mudik di seluruh wilayah Jabar, termasuk jalur alternatif, jadwal keberangkatan kereta api, pesawat terbang, hingga informasi seputar terminal. Kemudian menampilkan tujuan wisata termasuk kapasitas pengunjung lokasi wisata yang diperbarui setiap satu jam sekali.

Khusus pemudik yang masuk Bandung Raya, bisa memantau kemacetan secara live streaming. Pemudik tinggal klik kotak hijau ‘Pantau CCTV’ dan langsung diarahkan ke 62 kamera pengawas yang diinginkan. Pemudik juga bisa mengetahui kondisi lalu lintas jalan melalui video reportase petugas dan hasil rekaman netizen yang direkap. 

Aplikasi ini hasil kolaborasi Dishub Jabar, Jabar Digital Service Diskominfo Jabar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Kementerian Perhubungan,  serta pengelola jalan tol yang dapat menjadi panduan pemudik tahun ini dan diakses melalui: https://simanis-dishub.jabarprov.go.id/

“Masyarakat dapat memanfaatkan SiManis untuk memantau pergerakan kendaraan saat mudik, sehingga bisa membuat perencanaan waktu dan jalur yang aman dan nyaman untuk dilalui,” ujar Kadishub Jabar A. Koswara dalam acara Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Selasa (26/4/2022).

Koswara menyatakan sekitar 14,9 juta pemudik diperkirakan akan masuk wilayah Jabar. Sementara yang keluar Jabar mencapai 9,2 juta orang. Artinya akan ada penambahan sekitar 5,7 juta warga yang masuk ke Jabar yang akan diikuti mobilitas kendaraan dari berbagai aktivitasnya.

Kendaraan yang akan digunakan pemudik akan didominasi oleh kendaraan pribadi, baik mobil ataupun motor. Mobil diprediksi akan mencapai 28,6 persen sementara Motor sekitar 21,5 persen. Sisanya menggunakan kendaraan angkutan umum seperti bus kota (17,38%), kereta api (9,7%), pesawat (8,13%) dan sisanya lewat jalur laut/sungai.

Koswara menambahkan, total personel Dishub, baik di tingkat Jabar hingga kabupaten dan kota di Jabar yang akan bertugas selama arus mudik dan balik mencapai sekitar 4328 orang. Personel akan diturunkan di jalur mudik hingga di posko-posko sepanjang jalur mudik di Jabar dengan total posko sebanyak 226 titik.

49 Titik Kemacetan

Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi 49 titik kemacaten di Jawa Barat pada mudik mudik pertama saat pandemi COVID-19 ini. Berdasarkan pengalaman mudik sebelum pandemi, titik-titik langganan macet tercatat di 12 daerah yakni Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Bogor, Cianjur, Bekasi, Sukabumi, Bandung Subang, Purwakarta, dan Karawang.

Kebanyakan disebabkan aktivitas pasar tradisional dan pasar tumpah, terminal resmi dan terminal bayangan, persimpangan jalan, tanjakan, jalan berkelok – kelok, tempat wisata, atau hanya karena memang volume kendaraan yang meningkat. 

Koswara mencontohkan kemacetan sudah hampir pasti akan terjadi di daerah Limbangan, Garut namun hal itu sudah diantisipasi. “Di Limbangan, Kabupaten Garut ada tiga titik pasar. Kemacetan disebabkan banyak orang menyeberang. Nanti akan dibuat pembatasan agar tidak menyeberang sembarangan,” ujarnya.

Kemudian di Cileunyi, kemacetan bisa saja terjadi akibat kebingungan pemudik membaca rambu lalu lintas akibat jalan layang yang abru saja dibuat. Sehingga nantinya akan ditambah rambu-rambu lalu lintas di sekitar exit tol Cileunyi. “Kami juga menyiapkan Cisumdawu sebagai alternatif menuju  Sumedang dan Majalengka, ” katanya.

Koswara mengatakan selain kendaraan pribadi, Dishub Jabar juga telah memastikan angkutan umum, khususnya bus AKDP/AKAP yang akan melayani pemudik sudah melalui pemeriksaan, baik di poll atau pun di terminal saat akan berangkat.

Bus yang dipersiapkan berjumlah 3.709 unit dengan perkiraan mampu mengangkut penumpang sebanyak 166.905 orang perharinya. Pemerintah juga sudah menetapkan tarif batas atas khusus untuk kelas ekonomi. Koswara juga meminta pemudik untuk mewaspadai titik rawan macet. Ia menyontohkan di beberapa ruas jalur akan terganggu akibat pasar tumpah. [*]

Back to top button