Crispy

Muslim Selandia Baru Peringati Serangan Mematikan ke Masjid An Noor

Christchurch — Ada yang berbeda pada Shalat Jumat hari ini, 13 Maret 2020, di seluruh masjid di Cristchurch, Selandia Baru. Akan ada doa bersama untuk mengenang pembunuhan mengerikan setahun lalu.

Acara yang lebih besar, melibatkan penduduk dari berbagai agama, akan digelar Minggu 15 Maret di Arena Horncastle. Ratusan orang diharapkan menghadiri doa bersama di tempat ini.

Arena Horncastle terletak tak jauh dari Masjid An Noor, satu dari dua masjid yang diserang pria bersenjata otomatis. Di Masjid An Noor, 43 jamaah menemui ajal. Di Masjid Linwood, pria bersenjata memberondong jamaah dan lari meninggalkan delapan orang tewas.

Pembunuhan itu terjadi pada 15 Maret 2019. Namun, Muslim Christchurch ingin mengenangnya dengan doa bersama usai Shalat Jumat hari ini.

Pembantian itu tidak hanya mengagetkan Selandia Baru, tapi juga dunia. Selama bertahun-tahun Selandia Baru tidak punya sejarah gesekan agama, etnis, dan bukan lahan sumur radikalisme.

Dalam konferensi pers, PM Selandia Baru Jacinta Arden mengatakan; “Selanda Baru dan rakyatnya telah berubah secara mendasar sejak serangan mematikan itu.”

Menurut PM Arden, tantangan Selandia Baru saat ini adalah memastikan untuk bertindak saat melihat intimidasi, pelecehan, rasisme, diskriminasi, untuk menjadi sebuah bangsa.

Setiap warga Selandia Baru, lanjut PM Ardern, memiliki peran untuk memastikan Selandia Baru berubah secara fundamental menjadi lebih baik.

Sang Pembunuh

Serangan ke Masjid An Noor terekam headcam pelaku dengan baik. Pelau tiba di depan Masjid An Noor, mengambil senjata dari mobil, memasuki masjid dan menembak orang-orang di dalamnya.

Kurang 30 detik kemudian dia kembali ke mobil, mengambil senjata lain, kembali ke masjid dan melepas tembakan lebih banyak.

Dalam headcam terlihat pelaku masuk dari satu ke lain kamar di dalam masjid, mencari orang yang bersembunyi dan menembaknya. Menariknya, penembakan itu disiarkan langsung lewat Facebook.

Hari berikutnya, Brenton Tarrant — warga Australia berusia 28 tahun — muncul di pengadilan. Selama persidangan Juni 2019, Tarrant mengaku tidak bersalah atas pembunuhah 51 orang percobaan pembunuhan 40 lainnya, dan tuduhan terorisme.

Kurang sebulan selah peristiwa itu, 119 anggota parlemen Selandia Baru menyetujui pengubahan undang-undang senjata. Hanya satu suara yang menolak.

Senjata semi otomatis dilarang. Warga diimbau menyerahkan senjata semi otomatis dan otomatis, serta diberi kompensasi.

Sebanyak 60.907 senjata terlarang disita dan dihapus dari peredaran. Namun, satu kelompok pemilik senjata mengatakan masih banyak senjata semi otomatis berada di masyarakat.

Back to top button