Crispy

Nadiem Inginkan Juli Mendatang Mulai Belajar Tatap Muka di Sekolah

Vaksinasi terhadap lima ribu guru dan tenaga pendidik akan segera dilakukan dengan target akhir Juni sudah selesai.

JERNIH-Pemerintah menerbitkan SKB 4 Menteri yang berisi kewajiban bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk bisa membuka belajar tatap muka di sekolah.

“Kita mewajibkan guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah telah melakukan vaksinasi Covid-19, harus membuka belajar tatap muka di sekolah,” kata Mendikbud Nadiem Makarim secara daring, pada Selasa (30/3/201).

Namun Nadiem menyebut pilihan belajar tatap muka merupakan pilihan orangtua anak tersebut. Apakah pilihannya melakukan belajar tatap muka secara terbatas atau tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah.

“Jadi kita kembalikan lagi kepada orangtua, anaknya bisa belajar tatap muka terbatas atau tetap PJJ,”.

Untuk itu, selain belajar tatap muka di sekolah secara terbatas, sekolah juga harus tetap membuka pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Karena kapasitas belajar tetap muka hanya 50 persen. Walaupun sudah tatap muka akan ada sistem rotasi, makanya sistem PJJ masih akan ada,” kata Nadiem menjelaskan alasan menggunakan dua sistim belajar.

Dalam waktu dekat, kata Nadiem akan dilakukan vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik dengan target vaksin lima juta guru dan tenaga pendidik dengan batas waktu sekitar akhir Juni 2021 dengan harapan proses belajar tatap muka di sekolah bisa terlaksana di Juli 2021. 

“Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni. Sehingga di Juli, Insya Allah sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah,”.

Nadiem mengingatkan jika dilakukan belajar tatap muka, maka siswa dan guru tetap harus mematuhi protokol kesehatan di sekolah.

“Kita ini harus bisa melatih kebiasaan baru, proses belajar tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan yang baik,”.

Pembelajaran tatap muka, kata Nadiem Makarim, bakal dimulai dari PAUD dan SD lalu bertahap hingga Pendidikan Tinggi.

“Paling muda paling sulit PJJ. Mereka juga punya potensi ketinggalan paling besar,”. (tvl)

Back to top button