Olivia Rodrigo, Bintang Pop yang Patah Hati dan Penuh Kontroversi

Ia mencuri dunia lewat lagu patah hati, tetapi juga memicu perang penggemar, polemik hak cipta, dan kemarahan politik. Kini, di tengah kabar putus dari Louis Partridge.
WWW.JERNIH.CO – Nama Olivia Rodrigo nyaris tak pernah lepas dari perbincangan publik—bukan hanya karena lagu-lagunya yang emosional dan meledak di pasaran, tetapi juga karena serangkaian kontroversi yang terus membayangi kariernya.
Sejak awal kemunculannya sebagai bintang pop generasi baru, Olivia sudah berada di pusat perdebatan: dari tudingan kemiripan lagu, drama asmara yang disorot habis-habisan, hingga sikap politiknya yang berani. Semua itu menjadikannya sosok yang dicintai sekaligus diperdebatkan.
Kontroversi terbesar dalam karier Olivia muncul setelah perilisan album debutnya, SOUR. Sejumlah lagu dalam album tersebut memicu diskusi panas soal hak cipta dan batas tipis antara inspirasi dan plagiarisme. Lagu “Good 4 U” dianggap memiliki kemiripan kuat dengan “Misery Business” milik Paramore, yang akhirnya membuat Hayley Williams dan Joshua Farro ditambahkan sebagai penulis lagu secara retroaktif.

Hal serupa terjadi pada “Deja Vu” yang dikaitkan dengan “Cruel Summer” milik Taylor Swift, serta “1 Step Forward, 3 Steps Back” yang secara terbuka menggunakan interpolasi “New Year’s Day”. Meski sempat menuai kritik, perdebatan ini juga membuka diskursus luas tentang bagaimana musik pop modern bekerja—sebuah isu yang bahkan dibela oleh Elvis Costello saat lagunya dibandingkan dengan “Brutal”.
Di luar persoalan musik, kehidupan pribadi Olivia pun kerap menjadi bahan konsumsi publik. Lagu “Drivers License” memicu spekulasi besar tentang kisah cinta segitiga antara dirinya, Joshua Bassett, dan Sabrina Carpenter. Meski tak pernah dikonfirmasi secara langsung, narasi ini berkembang liar di media sosial dan memicu “perang penggemar” yang memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh lirik-lirik Olivia terhadap imajinasi pendengarnya. Sejak saat itu, kisah cinta Olivia seolah selalu dianggap sebagai materi mentah untuk lagu-lagu patah hati berikutnya.
Olivia juga dikenal vokal dalam menyuarakan pandangan politik dan isu sosial. Penampilannya di Glastonbury 2022 menjadi salah satu momen paling kontroversial ketika ia secara terbuka mengkritik keputusan Mahkamah Agung AS terkait hak reproduksi perempuan.
Keberaniannya menyebut nama hakim secara langsung menuai reaksi keras: sebagian memujinya sebagai simbol keberanian generasi muda, sementara yang lain menilai ia terlalu jauh mencampurkan musik dan politik.
Di tengah sorotan tersebut, Olivia Rodrigo tetap melaju sebagai musisi yang produktif dan berpengaruh. Album keduanya, GUTS (2023), mendapat pujian kritis dan membuktikan bahwa ia bukan sekadar fenomena sesaat. Namun, per Desember 2025, perhatian publik kembali tertuju pada kehidupan pribadinya.

Kandasnya hubungan asmara Olivia dengan aktor Louis Partridge setelah lebih dari dua tahun bersama menjadi isu paling hangat. Situasi ini semakin disorot setelah Olivia dilaporkan terlihat emosional dan menangis di sebuah pesta liburan di London, memicu spekulasi baru tentang arah karya musiknya ke depan.
Tak berhenti di situ, kontroversi terbaru juga muncul ketika salah satu lagunya dikabarkan digunakan tanpa izin untuk kepentingan politik oleh pihak Gedung Putih. Olivia secara tegas menentang penggunaan karyanya untuk agenda yang tidak sejalan dengan prinsipnya, memperkuat citranya sebagai artis muda yang berani bersuara dan menjaga kontrol atas karyanya.
Pada akhirnya, Olivia Rodrigo adalah potret lengkap bintang pop modern: berbakat, rapuh, vokal, dan tak pernah jauh dari kontroversi. Dari patah hati hingga perlawanan, ia terus mengubah pengalaman pribadinya menjadi lagu-lagu yang menggema di seluruh dunia—membuat publik terus menunggu, apakah kisah berikutnya akan melahirkan album patah hati lain yang kembali mengguncang industri musik.(*)
BACA JUGA: Penyanyi AI Xania Monet Dikontrak Label Rekaman Hallwood Media, Industri Musik Gempar
