Pabrik Vaksin di AS Dihentikan Gara-Gara Ceroboh Campur Bahan Vaksin
Akibat kecerobohan dalam mencampur bahan untuk vaksin, mengakibatkan rusaknya sekitar 15 juta dosis vaksin.
JERNIH-Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghentikan operasional pabrik manufaktur di Baltimore yang membuat rusak 15 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.
Dilansir New York Times, penghentian produksi ini hanya dilakukan khusus untuk vaksin AstraZeneca. Insiden tersebut menjadi pukulan tersendiri bagi raksasa farmasi itu dalam meningkatkan produksinya dengan cepat.
Sebuah laporan pda Sabtu (3/4/2021) menyebut, terjadi kecerobohan dalam mencampur bahan untuk vaksin yang mengakibatkan rusaknya sekitar 15 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson. Akibatnya operasional pabrik tersebut dihentikan.
Badan Administrasi AS telah menetapkan, siapa yang harus bertanggungjawab atas masalah tersebut, yakni Johnson & Johnson.
Pabrik tersebut dikelola perusahaan biofarmasi Emergent BioSolutions dan sebelumny telah menjadi mitra untuk memproduksi vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca.
Untuk selanjutnya pabrik Emergent BioSolutions tersebut hanya dikhususkan untuk membuat vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson, sebagaimana telah direkomendasikan Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS.
Hal tersebut agar tidak terjadi lagi kesalahan percampuran bahan baku pada waktu yang akan datang sebagaimana yang dilaporkan.
Sedangkan AstraZeneca, sebagaimana dilansir The New York Times, dalam sebuah pernyataannya menyatakan akan mencari lokasi alternative lainnya. AstraZeneca juga akan terus bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menemukan lokasi alternatif.
Sementara pihak Johnson & Johnson menyatakan pihaknya “memikul tanggung jawab penuh”, mengkonfirmasikan perubahan tersebut, tambah laporan New York Times yang dikutip Reuters.
Dokter utama ahli penyakit menular pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut mungkin tidak memerlukan vaksin AstraZeneca, meskipun telah mendapat persetujuan. (tvl