Pakar AI Ben Goertzel: Delapan dari 10 Pekerjaan akan Digantikan Kecerdasan Buatan
- AI itu bukan ancaman bagi umat manusia, tapi peluang bagi setiap orang meningkatkan taraf hidup.
- AI menjadi penting karena kelak orang butuh robot perawat dan robot guru.
JERNIH — Ben Goertzel, pakar kecerdasan buatan (AI) dan CEO SingularityNET, mengatakan delapan dari sepuluh pekerjaan akan digantikan AI dalam beberapa tahun ke depan.
“Anda mungkin akan menghapus 80 persen pekerjaan yang dilakukan manusia tanpa perlu punya kecerdasan umum buatan (AGI), titik di mana AI cocok untuk kecerdasan manusia,” kata Goertzel.
Menurut Goertzel, bukan ChatGPT yang akan menggantikan pekerjaan manusia. Tapi, lanjutnya, sistem akan akan dibangun dalam beberapa tahun mendatang.
Berbicara kepada media AS, Goertzel mengatakan AI saat ini tidak mendekati tujuan itu. Namun, Goertzel tidak melihat pertumbuhan AI sebagai ancaman, tapi peluang bagi umat manusia untuk memperbaiki kehidupan mereka.
“Saya tidak berpikir AI itu ancaman. Yang saya bayangkan adalah AI adalah keuntungan,” katanya. “Orang dapat menemukan hal-hal lebih baik untuk dilakukan dalam hidup dibanding bekerja mencari nafkah. Sebab, hampir setiap pekerjaan yang melibatkan dokumen harus dapat diotomatisasi.”
Namun Goertzel mengakui akan ada rasa sakit yang muncul ketika orang-orang kehilangan pekerjaan akibat AI. Ia juga tidak tahu bagaimana menyelesaikan semua masalah sosial itu.
Meski demikian, masih menurut Goertzel, AI akan ada manfaatnya. Misal, kelak orang akan butuh robot perawat karena tidak cukup banyak orang mau jadi perawat.
Pasar lain bagi AI adalah pendidikan. Goertzel yakin robot humanoid akan menggantikan manusia.
“Setidaknya sejak 2010, Korea Selatan menggunakan robot di ruang kelas untuk pelajaran Bahasa Inggris,” kata Goertzel. “Namun, robot itu dikendalikan manusia dari jarak jauh. Robot AI akan beroperasi secara mandiri.”
Mengenai potensi regulasi AI, Goertzel mengatakan tata kelola kecerdasan buatan perlu melibatkan masyarakat umum. Dia juga mengatakan perusahaannya mendorong pengembangan AI dan saat ini fokus pada memaksimalkan nilai pemegang saham.