Crispy

PBB Keluarkan Resolusi Kutuk Pembakaran Alquran, AS, Inggris, Prancis, Jerman Menentang

  • Mereka tidak memiliki keberanian politik dan moral untuk mengutuk penodaan agama.
  • Beberapa negara memilih untuk melepas tanggung jawab mencegah dan melawan kebencian agama.

JERNIH Badan HAM PBB (UNHRC) mengadopsi resolusi yang mengutuk insiden pembakaran Alquran, tapi beberapa negara Barat menolak mendukung.

Penentang resolusi adalah AS, Inggris, dua negara Uni Eropa; Jerman dan Prancis, dan dua lainnya; Kosta Rika dan Montenegro. Enam negara lain yang menentang tidak disebutkan.

Rincinya, resolusi didukung 28 suara, 12 menentang, dan tujuh abstain. Di antara pendukung resolusi terdapat Argentina, Cina, Kuba, India, Afrika Selatan, Ukraina, dan Vietnam. Sedangkan Benin, Chili, Meksiko, Nepal, dan Paraguay, memilih abstain.

Insiden Stockholm

Pembakaran Alquran terjadi beberapa kali dalam dua tahun terakhir, dengan politisi Denmark Rasmus Paludan sabagai aktornya. Belakangan, seorang pengungsi Irak di Swedia bernama Salwan Momika melakukan hal serupa di luar Masjid Stockholm.

Insiden ini memicu reaksi diplomatik di seluruh dunia Islam karena pemerintah Swedia mengizinkan pembakaran Alquran dengan alasan kebebasan berbicara dan berekspresi.

Gelombang kecaman datang dari seluruh dunia, termasuk Paus Frasiskus. Pakistan dan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengajukan debat dan mendesak Badan HAM PBB mengeluarkan resolusi.

Namun, pemungutan suara untuk mengesahkan resolusi itu hanya membawa lebih banyak perpecahan. Negara-negara Eropa dan AS mengatakan dengan lebih banyak pekerjaan dapat menghasilkan keputusan lebih kuat dan bulat.

Dubes Pakistan Khalil Hashmi mengatakan; “Sayangnya, beberapa negara memilih untuk melepas tanggung jawab mencegah dan melawan kebencian agama.”

Menurutnya, sikap negara-negara yang menolak dan abstain adalah pesan kepada miliaran orang beriman di seluruh dunia bahwa komitmen mencegah kebencian agama hanyalah basa-basi.

“Penentangan beberapa orang itu berasal dari keengganan mereka mengutuk penodaan publik terhadap Alquran,” kata Hashmi. “Mereka tidak memiliki keberanian politik dan moral.”

Dalam resolusi disebutkan; mengutuk semua manifestasi kebencian agama, termasuk pembakaran dan penodaan Alquran di depan publik dan terencana, sera menggarisbawahi perlunya meminta pertanggungjawaban pelaku.

Resolusi ini mendesak negara untuk mengadopsi undang-undang untuk mengatasi, mencegah, dan menuntut tindakan dan advokasi kebencian agama, yang merupakan hasutan untuk diskriminasi, permusuhan, dan kekerasan.

Dubes Meksiko Francisca Mendez Escobar mengatakan; “Tidak semua kritik terhadap agama merupakan hasutan untuk diskriminasi, permusuhan, dan kekerasan.”

Dubes Cile Claudia Fuentes Julio, yang mendukung resolusi, menyesalkan saran konstruktif yang dibuat selama negosiasi tidak tercermin dalam teks.

Sedangkan Dubes Cina Chen Xu mengatakan; “Islamfobia sedang meningkat. Insiden yang melibatkan penodaan Alquran terjadi berulang kali di beberapa negara, dan negara-negara itu tidak melakukan apa pun untuk mengimplementasikan rasa hormat mereka terhadap kebebasan beragama.”

Back to top button