Crispy

Pembantaian oleh Militer Israel Meningkat, Dokter-dokter MSF Terpaksa Tinggalkan Gaza

Puluhan warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas ketika militer Israel mengebom rumah, rumah sakit, dan pencari bantuan, yang menyebabkan sistem kesehatan Gaza hampir runtuh.

JERNIH – Dokter Lintas Batas (MSF) terpaksa menghentikan aktivitas medis yang menyelamatkan nyawa di Kota Gaza karena pasukan Israel menyerbu semakin masuk ke daerah kantong tersebut, mengepung klinik, dan menempatkan pasien serta staf dalam risiko yang parah.

“Tingkat risiko yang tidak dapat diterima ini telah membuat kami dengan berat hati memutuskan untuk menghentikan kegiatan penyelamatan jiwa kami di Kota Gaza,” ujar organisasi tersebut pada hari Jumat (26/9/2025), seraya mencatat bahwa tank-tank Israel kini berada kurang dari satu kilometer dari fasilitasnya.

“Kami tidak punya pilihan selain menghentikan kegiatan, karena klinik dikepung pasukan Israel. Kebutuhan di Kota Gaza sangat besar, dengan orang-orang yang paling rentan, bayi dalam perawatan neonatal, mereka yang mengalami cedera parah dan penyakit yang mengancam jiwa, tidak dapat bergerak dan berada dalam bahaya besar,” kata Jacob Granger, koordinator darurat MSF di Gaza.

Meskipun banyak penduduk telah dievakuasi ke selatan secara paksa berdasarkan perintah evakuasi, MSF menekankan bahwa ratusan ribu orang masih terjebak di Kota Gaza. “Mereka yang dapat pergi menghadapi pilihan yang mustahil: tetap berada di bawah operasi militer yang intens dan memburuknya hukum dan ketertiban, atau meninggalkan sisa-sisa rumah, harta benda, dan kenangan mereka,” tegas kelompok tersebut.

Meskipun serangan semakin intensif, klinik MSF menangani lebih dari 3.600 konsultasi dan 1.655 kasus malnutrisi pekan lalu saja, bersama dengan pasien trauma, korban luka bakar, ibu hamil, dan lainnya yang membutuhkan perawatan kritis.

MSF memperingatkan bahwa rumah sakit di seluruh Gaza sudah kewalahan, beroperasi dengan staf, persediaan, dan bahan bakar yang semakin menipis, sehingga banyak yang berada dalam kondisi kritis. “Masyarakat di Kota Gaza telah berulang kali dan tanpa henti dibom. Mereka kelelahan dan sengaja dirampas dari kebutuhan dasar untuk bertahan hidup,” tegas MSF.

Organisasi kemanusiaan tersebut kembali menyerukan gencatan senjata segera dan menuntut Israel untuk memastikan akses dan keamanan tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Kota Gaza, serta kondisi yang dapat diterima untuk penyediaan perawatan medis yang aman dan berkelanjutan.

Meskipun menghentikan operasi di Kota Gaza, MSF mengonfirmasi pihaknya terus mendukung rumah sakit dan klinik lapangan di Gaza tengah dan selatan, termasuk fasilitas di Khan Younis dan Deir al-Balah.

Sementara itu mengutip Al Mayadeen, 55 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Sabtu dini hari ketika pasukan pendudukan Israel mengintensifkan agresi mereka di Jalur Gaza. Pesawat tempur Israel mengebom rumah keluarga al-Sharafa di Jalan Hajar di bagian timur Kota Gaza, menewaskan 11 orang dan melukai beberapa lainnya. Tim pertahanan sipil melaporkan bahwa 13 orang masih hilang di bawah reruntuhan.

Quadcopter Israel juga menyerang dekat Kompleks Medis al-Sahaba di al-Daraj, sementara tank-tank Israel menembaki sekitar Rumah Sakit Al-Quds di Tal al-Hawa. Serangan lanjutan menewaskan tiga warga Palestina, termasuk dua anak-anak, di utara kamp pengungsi al-Nuseirat.

Bersamaan dengan itu, Rumah Sakit Al-Awda melaporkan menerima satu orang martir dan 10 orang terluka setelah serangan Israel yang menargetkan warga Palestina yang kelaparan yang menunggu bantuan di dekat Koridor Netzarim.

Pengeboman juga meluas ke kamp-kamp pengungsian di Gaza tengah, mengakibatkan korban jiwa tambahan dan kerusakan yang meluas. Pada saat yang sama, unit-unit Israel yang menginvasi mengerahkan robot-robot bermuatan bahan peledak untuk meledakkan rumah-rumah warga Palestina di berbagai lingkungan.

Back to top button