Pentagon Sebut Stasiun Luar Angkasa Cina Ancaman Bagi AS
- Tiangong, stasiun multi-modul Cina, diharapkan beroperasi 2022.
- AS melihat Tiangong akan digunakan untuk kepentingan militer
- Tiangong diperkirakan dilengkapi senjata laser anti-satelit.
JERNIH — Pemimpin Pentagon, atau Departemen Pertahanan AS, memperingatkan stasiun luar angkasa Cina menimbulkan ancaman keamanan nasional Paman Sam.
Dalam laporan yang dirilis baru-baru ini, kantor Direktur Intelejen Nasional mengklaim laboratorium seberat 66 ton yang mengorbit itu adalah bagian dari perebutan kekuasan luar angkasa oleh Beijing.
Laporan berjudul ‘Penilaian Ancaman Tahunan Komunitas Intelejen AS itu juga menyoroti ancaman senjata satelit.
Tiangong, stasiun multi-modul Cina, diharapkan beroperasi 2011 setelah sepuluh peluncuran luar angkasa untuk mengangkut berbagai parts ke orbit. Astronot Badan Antariksa Cina (CNSA) akan melakukan eksperimen sains di Tiangong dalam sepuluh tahun.
Saat ini hanya ada satu stasiun luar angkasa, yaitu Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Cina tidak termasuk di dalamnya.
Menurut laporan 9 April lalu, seperti dikutip The Sun, Cina berencana menggunakan Tiangon — yang mengorbit 340 hingga 450 kilometer di atas Bumi — untuk membahayakan AS.
Stasiun dimaksudkan untuk kepentingan militer, ekonomi, dan prestise. Memimpin luar angkasa akan membuat Cina sejajar dengan AS.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan mengintegrasikan layanan luar angkasa, seperti pengintaian dan navigasi satelit, ke dalam persenjataannya.
Tujuan yang jelas adalah, menurut dokumen itu, untuk mengikis keuntungan informasi militer AS.
Di masa lalu, Cina meluncurkan dua stasiun berawak; Tiangong 1 dan Tiangong 2. Namun keduanya adalah laboratorium percobaan kecil.
Tiangong yang ketiga jauh lebih besar; panjang 16,5 meter dan lebar 4,2 meter, serta dapat menampung hingga tujuh awak. Proyek ini diharapkan membantu Cina meneliti pengaruh jangka panjang terhadap astronot yang berada di luar angkasa, karena Cina berencana melakukan perjalanan ke Bulan dan Mars tahun 2030.
Direktur Intelejen Pentagon juga mengeluarkan peringatan mengerikan, mengenai pengembangan senjata Cina dengan sasaran satelit AS.
“Beijing terus melatih elemen-elemen militer luar angkasa dan memasang senjata baru antisatelit (ASAT) berbasis darat dan luar angkasa, yang merusak dan tidak merusak,” kata laporan itu.
Itu berarti, lanjut laporan itu, Beijing sedang mengembangkan pesawat ruang angkasa atau senjata laser berbasis darat yang dapat mengganggu atau mencegat satelit mata-mata AS.
Cina juga menerjunkan rudal anti satelit (ASAT) berbasis darat yang dimaksudkan untuk menghancurkan satelit di orbit rendah (LEO), dan laser ASAT berbasis darat mungkin dimaksudkan untuk membutakan atau merusak sensor optik berbasis ruang angkasa yang sensitif pada satelit LEO.
Pekan lalu, CNSA mendaratkan penjelajah di Mars, yang menjadi yang menjadikan Cina kekuatan luar angkasa baru.