- Pristina mengeluarkan kebijakan semua kendaraan milik etnis Serbia di Kosovo harus menggunakan plat kendaraan Republik Kosovo.
- Etnis Serbia di utara Kosovo menolak dan menyerang kantor-kantor pemerintah.
- Pemerintah Kosovo merespon. Serbia marah dan mengirim tank dan jet tempur.
- Perang Balkan memang selalu pecah karena urusan sepele.
JERNIH –– Serbia mengerahkan tank dan perangkat keras militer ke perbatasan Kosovo, menyusul ketegangan kedua negara hanya karena plat kendaraan.
Dalam video yang beredar di media sosial, Serbia membawa tank-tank dan peralatan tempur dengan pengangkut alat berat dengan kawasan polisi militer. Sebuah truk pengangkut baju besi dan platform flatbed juga terlibat.
Video lain, yang diunggah Russia Today, memperlihatkan setidaknya dua jet tempur Serbia berpatroni di perbatasan administratif.
Serbia sedang menggertak Kosovo, wilayah berpenduduk etnis Albania yang memisahkan diri dan kini menjadi negara merdeka. Ketegangan terjadi setelah Pristina mengamanatkan semua kendaraan berplat nomor Serbia harus mendapatkan plat nomor yang dikeluarkan Kosovo sebelum diijinkan menyeberang perbatasan kedua negara.
Aturan itu mulai berlaku Senin 27 September. Pengendara yang memasuki wilayah Kosovo dari Serbia juga harus membayar pajak lima euro, atau Rp 84 ribu, untuk mendapatkan plat nomor Republik Kosovo yang berlaku selama 60 hari.
Polisi Kosovo dikabarkan menyita plat nomor Serbia dari pengemudi yang tinggal di distrik mayoritas Serbia di utara negara itu.
Kebijakan ini memicu protes etnis Serbia yang tinggal di Kosovo. Mereka memblokir dua jalan utama yang mengarah ke perbatasan.
Pos pemeriksaan diblokir selama lima hari berturut-turut. Polisi Kosovo mengatakan jalan terputus akibat kendaraan-kendaraan berat, kerikil, dan lainnya. Terutama di lokasi menuju kota perbatasan Jarinje dan Brnjak.
Sabtu lalu, polisi Kosovo mengklaim dua kantor kementerian dalam negeri di dekat perbatasan diserang. Sebuah kantor pendaftaran mobil di kota Zubin Potok dibakar. Dua granat tangan dilempar ke kantor catatan sipil di kota Zvecan, tapi tidak meledak.
Kosovo dihuni mayoritas Albania. Wilayah ini memisahkan diri tahun 1999, setelah kampanye pengeboman NATO untuk menghentikan aksi Serbia.
Serbia mengklaim Kosovo Metohija, demikian mereka menyebut, bagian dari Greater Serbia atau Serbia Raya. Serbia berusaha menguasainya dan mendorong etnis Albania kembali ke negara Albania.
Kosovo secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan tahun 2008, dan sejumlah negara anggota PBB mengakuinya. Salah satunya AS. Serbia menolak mengakui. Rusia, Cina, dan India, juga belum mengakui Kosovo sebagai negara merdeka.