Crispy

Perang Budaya: Swedia Larang Balaika, Orkestra Rusia Gelar Konser Protes

  • Di Swedia, sebagian menolak balaika tapi tak sedikit memainkan alat musik itu untuk mencari donasi bagi Ukraina.
  • Swedia sedang melancarkan perangnya sendiri terhadap Rusia, yaitu perang budaya.

JERNIH — Swedia melarang pertunjukan musik yang memainkan balaika, instrumen tradisional Rusia, sejumlah pemuda menggelar konser protes di St Petersburg.

Konser digelar orkestra Terema Rusia di depan konsulat Swedia di St Petersburg, Senin 2 Mei, dengan membawakan Dancing Queen dan Gimme! Gimme! Gimme! — dua lagu ABBA, kelompok musik terkenal asal Swedia.

Balaika adalah alat musik tradisional Rusia. Instrumen ini dicap sebagai simbol Rusia, dan dianggap ofensif oleh sejumlah penduduk Swedia di tengah invasi Moskwa ke Ukraina.

Namun, Soedra Bergens Balalaikor, band folk lokal di Uppsala, Swedia, dikabarkan menggelar pertunjukan amal untuk mendukung Ukraina dengan memainkan balaika.

Perang budaya sedang terjadi di Swedia. Sebagian penduduk Swedia menolak total balaika, lainnya secara kontroversi memainkan alat musik itu untuk membantu Ukraina yang dihancurkan Rusia.

“Musik adalah seni abadi dan universal,” kata Andrey Dolgov, konduktor Terema Rusia. “Instrumen musik dan musik melampaui waktu dan politik.”

Balaika, masih menurut Dolgov, bukan lagi milik Rusia tapi telah menjadi warisan dunia.

Jonas Nyberg, salah satu anggota band Swedia, mengatakan kepada SVT Swedia bahwa beberapa kritikus konser membandingkan balaika dengan swastika — simbol Nazi. Menurutnya, argumen mereka yang menolak balaika sedikit aneh.

“Kami kebetulan memainkan balaika, dan tidak masalah dengan istrumen ini,” kata Nyberg.

Seperti Finlandia, Swedia punya masalah dengan Rusia selama bertahun-tahun. Moskwa tidak menghendki Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.

Perang di Ukraina menjadi pemicu keinginan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, yang membuat situasi Eropa makin panas. Swedia telah memulai perangnya dengan Rusia, yaitu perang budaya.

Back to top button