Perpustakaan Terbesar di Dunia Minta Maaf Karena Menggunakan Kata ‘She’
- Kata ‘she’ digunakan Casey McQuiston, seorang penulis yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner.
- Kasus ini menjadi pelajaran bari semua untuk hati-hati menggunakan kata ‘she’ dan ‘he’.
JERNIH — Perpustakaan Kongres AS, yang merupakan perpustakaan terbesar di dunia, mengeluarkan permintaan maaf atas penggunakan kata ganti yang salah untuk seorang penulis non-biner.
Permintaan maaf disampaikan lewat Twitter, aplikasi yang kini berganti nama menjadi X, Senin 7 Agustus lalu. Saat itu, Perpustakaan Kongres menyebut Casey McQuiston — yang mengadakan penandatanganan buku di Perpustakaan Kongres — sebagai ‘she’.
“Kami meminta maaf dengan sangat kepada Casey McQuiston karena menggunakan kata ganti yang salah di posting terakhir kami,” kata lembaga budaya tertua di AS itu.
Posting yang menyinggung itu tampaknya telah dihapus, karena tidak lagi muncul di feed Twitter perpustakaan pada hari berikut.
McQuiston mengidentifikasi diri sebagai queer dan non-biner. Ia merayakan adaptasi Amazon Prime dari bulu Red, White, dan Royal Blue, yang ditambahkan ke koleksi LGBTQ+nya.
Queer, menurut Kamus Bahasa Inggris Merriam Webster, adalah orang atau kelompok yang memiliki ketertarikan seksual atau hubungan romantis tidak terbatas pada orang dengan identitas gender atau orientasi seksual tertentu.
Non-binary, atau non-biner, adalah istilah umum yang mengganbarkan identitas gender yang tidak eksklusif sebagai laki-laki atau perempuan. Namun, orang non-biner belum tentu transgender.
Red, White, and Royal Blue adalah novel yang berkisah tentang perseteruan seorang pangeran Inggris dan putra presiden AS. Konflik keduany justru berkembang menjadi romansa homoseksual.