PGI : Pernyataan Saifuddin Ibrahim Bukan Sikap Gereja
Jeirry memang tak merinci apakah ada pengakuan resmi dari PGI atau Organisasi manapun terkait klaim status sebagai Pendeta tersebut atau tidak. Jika ternyata tak ada, patut didalami klaim itu guna menggali motivasi dan pihak di balik Saifuddin.
JERNIH-Dalam sebuah video, Saifuddin Ibrahim mengatakan kalau pesantren-pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang melahirkan pelaku teroris. Dia bilang, sebab di dalam Qur’an memang ada perintah membunuh. Makanya, dia meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat di dalam kitab suci Muslim tersebut, sambil merubah kurikulum yang selama ini mapan dipakai pondok pesantren.
Tentu saja, pernyataan itu mengundang kegaduhan bahkan berpotensi menyulut perpecahan antar umat beragama di republik ini. Menko Polhukam Mahfud MD pun, gerah dan meminta Polisi segera mendalami dan menindak jika ditemukan unsur pidana.
Asal tahu saja, Saifuddin pernah menjadi tenaga pengajar di pondok pesantren Al-Zaitun, Indramayu, sebelum akhirnya murtad. Pasca itu, dia disebut-sebut bekerja sebagai Pendeta Kristen dengan isi ceramah dan pernyataan yang selalu memprovokasi kemarahan umat Islam.
Menyikapi tindak-tanduk Saifuddin terkini, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan kalau permintaan dihapuskannya 300 ayat Qur’an tersebut, bukan sikap resmi organisasi Gereja. Jeirry Sumampow, Kepala Humas PGI bilang, itu pernyataan pribadi.
“Itu pernyataan pribadi ya. Tak ada kaitannya dengan PGI dan Gereja-Gereja pada umumnya. Kebetulan aja saudara Saifudin Ibrahim dibilang atau menyebut diri pendeta,” kata Jeirry, pada Kamis (17/3).
Jeirry memang tak merinci apakah ada pengakuan resmi dari PGI atau Organisasi manapun terkait klaim status sebagai Pendeta tersebut atau tidak. Jika ternyata tak ada, patut didalami klaim itu guna menggali motivasi dan pihak di balik Saifuddin.
Jeirry juga mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam tak terprovokasi dengan Saifuddin. Ia berharap seluruh pihak berhenti membahas dan membicarakan masalah Saifuddin.
Jeirry mengakui kalau Saifuddin sedang mencari sensasi dengan mengeluarkan pernyataan kontroversial dan provokatif. Dia berharap, masyarakat tak menanggapinya lebih jauh lagi.
“Jadi kalau ditanggapi lebih panjang malah dia akan makin senang,” ujarnya.
Selanjutnya, dia juga meminta seluruh masyarakat terutama umat Islam di Indonesia tak terprovokasi dengan pernyataan Saifuddin.
Di lain pihak, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar menilai, kalau Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tak mengenal sosok Saifuddin. Thobib bilang, pernyataan provokatif tersebut salah besar.[]