Pistol Mafia Legendaris Al Capone Terjual Rp 17,7 Miliar
- Lelang diikuri 1.500 penawar, meski hanya 56 yang hadir di ruangan.
- Dua pistol Al Capone menjadi daya tarik lelang karena diminati semua penawar.
- Diane Patricia Capone, cucu Al Capone, menangis saat barang milik Mae Capone, neneknya, ditawarkan.
JERNIH — Sepanjang kariernya sebagai gembong mafia Chicago Outfit, Al Capone kerap membawa dua pistol di balik jaketnya. Pekan lalu, dua pistol itu — bersama memorabilia lainnya — dilelang dan terjual dengan harga 1.282.000 dolar AS, atau Rp 17,7 miliar.
Pistol favorit Al Capone adalah Colt kaliber 45 semiotomatis. Lelang atas pistol ini dibuka dengan harga 60 ribu dolar AS, atau Rp 853,4 juta. Chicago Tribune melaporkan lelang diikuti 1.500 penawar terdaftar, tapi hanya 56 yang hadir di Balai Lelang Witherell’s di Sacramento.
Hampir semua peserta lelang menawar. Lelang ditutup dengan penawaran tertinggi 860 ribu dolar AS. Ditambah premi 21 persen, pembeli membayar 1.040.600 dolar AS.
Penyelenggara lelang mengatakan inilah harga tertinggi untuk senjata api abad ke-20 yang dijual di pasar lelang.
Pistol kedua adalah Colt kaliber 38 semiotomatis, dengan pegangan kayu halus. Panitia lelang membuka harga 60 ribu dolar AS, atau Rp 853,4 juta. Lelang ditutup dengan penawaran tertinggi 242 ribu dolar AS, atau Rp 3,4 miliar.
Lelang bertajuk A Century of Notoriety: The Estate of Al Capone juga menjual sejumlah milik pribadi gengster paling ditakui di Chicago antara 1920 sampai 1930. Salah satunya jam saku platinum dan berlian Patek Philippe.
Arloji ditawarkan dengan harga perdana 50 ribu dolar AS, atau Rp 711 juta, dan terjual 190 ribu dolar, atau Rp 2,7 miliar.
Diane Patricia Capone, yang berusia tiga tahun saat Al Capone meninggal tahun 1947 akibat serangan jantung, mengatakan tidak terkejut sebagian besar barang terjual di atas perkiraan. Diane adalah cucu Al Capone.
“Saya tahu itu adalah angka yang diberikan penilai kepada kami, tapi cerita di belakang itu mengatakan; Oh itu terlalu murah,” katanya kepada Chicago Tribune. “Jadi saya tidak bisa mengatakan saya sangat terkejut atau sekedar terkejut.”
Diane tersentuh ketika beberapa barang milik Me Capone, neneknya, juga dilelang. Barang itu berupa porselen dan kristal. “Saya dan saudara saya berpegangan tangan dan menangis saat barang diperlihatkan,” kata Diane.
Sebagian besar identitas pembeli dirahasiakan. Salah satu pembeli adalah Kevin Nagle, pemilik minoritas saham klub NBA Sacramento Kings. Ia membeli humidor cerutu dekoratif Al dan Mae Capone seharga 145.200 dolar, atau Rp 2 miliar.
Nagle juga membeli ikat pinggang emas kuning dan platinum Al Capone 27.225 dolar AS, atau Rp 387 juta, yang akan disimpan di peternakannya di Montana.
Al Capone, mafia kelahiran Brooklyn, populer dengan sejumlah julukan; Scarface dan Publik Enemy No 1. Julukan pertama diberikan karena ada codet di wajahnya. Julukan kedua muncul setelah Pembantaian Hari Valentine 1929 saat dia berusaha menghabisi geng Bugs Moran.
Menariknya, Capone tidak pernah dijebloskan ke penjara karena semua kejahatan mengerikan yang diperintahkannya. Ia diseret ke pengadilan karena penggelapan pajak penghasilan pada tahun 1934.
Ia divonis sebelas tahun penjara dan dijebloskan ke penjara terkenal Alcatraz. Usai menghabisi masa hukumannya, Capone tinggal di sebuah rumah mewah di Miami dan meninggal akibat serangan jantung tahun 1947 dalam usia 48 tahun.
Al Capone meninggal di tumah yang sama saat dia memerintahkan dan dan merencanakan Pembantaian Hari Valentine.